JAKARTA-Satgas Antimafia Bola seperti kedapatan durian runtuh. Itu setelah sang whistle blower, Vigit Waluyo menyerahkan diri ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Sidoarjo, Jumat malam (28/12) lalu. Vigit disebut-sebut tokoh sentral dalam skandal match fixing di Indonesia. Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo menyatakan, penyerahan diri Vigit diharapkan bisa membuka pintu kepada tokoh yang terlibat lainnya. Kasus yang akan menjerat Vigit bisa saja merembet pada laporan yang telah diterima satgas melalui call center mereka. Tercatat, sudah ada 240 laporan dugaan match fixing yang masuk. \"Dari semua laporan itu, setelah dipilah-pilah, terdapat 47 laporan yang layak untuk ditindaklanjuti. Semua sedang kami dalami,\" terangnya. Perinciannya, 27 laporan soal pengurus klub, 6 laporan terkait kinerja wasit, 7 laporan terkait pertandingan janggal, 3 laporan terkait pemain yang aneh, dan 4 laporan umum. \"Makanya, beberapa waktu lalu ada pemeriksaan terhadap Sekjen PSSI (Ratu Tisha Destria) untuk memberikan data pertandingan. Kemudian, dikroscek pada pertandingan yang aneh-aneh ini,\" ungkapnya. Menurut Dedi, yang akan ditindak bukan hanya anggota Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih yang ketahuan menerima suap. Tapi, juga pemain-pemain yang terlihat janggal ketika bermain di lapangan selama kompetisi berlangsung. \"Pemain yang sengaja melakukan gol bunuh diri misalnya,\" kata dia. Nah, terkait klarifikasi oleh sejumlah pemain timnas pada ajang Piala AFF 2010, dia menyebut, apapun alasannya, kedatangan ke Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi bahwa permainan berjalan fair. \"Semua dikroscek antara keterangan dari pemain dan sejumlah pihak yang mengetahui pertandingan Piala AFF 2010. Proses masih panjang,\" beber mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu. Terpisah, Sesmenpora Gatot S Dewa Broto menyatakan, nama Vigit belum masuk radar Tim 9 bentukan Kemenpora saat gaduh pengaturan skor pada 2015. \"Wah kalau itu, ya saya baru sebatas mendengar yang bersangkutan banyak peran,\" katanya. Namun, ada data menarik yang disampaikan Gatot. Yakni, ada sosok yang lebih kakap yang masih beredar. Sebelumnya, pria asal Jogjakarta itu juga dimintai keterangan Tim Satgas Antimafia Bola terkait dugaan pengaturan skor di kompetisi Indonesia. \"Yang saya sampaikan kemarin juga masih umum. Saya punya kesan, Tim Satgas sudah punya pemahaman yang lebih mendalam,\" ujarnya. Status Vigit yang masuk daftar pencarian orang (DPO) Kejari Sidoarjo terkait kasus korupsi PDAM ditengarai menjadi alibi yang bersangkutan untuk menghindar dari kejaran Tim Satgas Antimafia Bola. Namun, harapan lebih jauh tentu disematkan kepada Tim Satgas untuk berkolaborasi dengan kejari agar bisa mendapatkan keterangan dari yang bersangkutan. Bisa jadi, jika Satgas Antimafia Bola melakukan pemeriksaan terhadap Vigit, banyak informasi baru yang didapat. Termasuk siapa saja yang selama ini ikut bermain dan terlibat. Sebab, nama mertua mantan pemain Persebaya Danilo Fernando itu diduga kuat tahu banyak soal sepak bola tanah air. Terpisah, Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Asep Edwin menyatakan, ini sudah menjadi kewenangan aparat untuk melakukan pendalaman. “Siapa pun orangnya,” tegasnya. Nah, jika berbicara indikasi keterlibatan, cukup banyak. Dari berita dan keterangan yang lain juga kuat. “Data di kami sudah cukup. Tinggal pemantapan,” terang Asep. Dihukumnya PSMP Mojokerto Putra oleh Komdis juga ditengarai memiliki hubungan yang cukup erat dengan keberadaan Vigit. Selanjutnya, Komdis PSSI juga berencana untuk memanggil manajemen dan pemain PSS Sleman. Juara Liga-2 2018 itu juga diduga memiliki keterkaitan dengan Vigit. \"Sedang kami siapkan, mudah-mudahan mereka bisa hadir,\" sebut Asep. Dalam hal ini, Komdis PSSI bakal menerapkan kebijakan whistle blower. \"Kami berupaya memberikan jaminan keamanan bagi para saksi yang memberikan data terkait siapa pun yang terlibat dalam pengaturan skor di Liga Indonesia. Tapi berikan kami fakta dan datanya,\" pungkasnya. (fin/ful)
Vigit Seret Sejumlah Tokoh, Mafia Bola di Indonesia Makin Ketar-ketir
Rabu 02-01-2019,14:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :