TKI Cantik Indramayu Dibunuh di Singapura, Pelaku Pria Asal Bangladesh

Jumat 04-01-2019,11:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

INDRAMAYU-TKI cantik atas nama Nurhidayati binti Wartono Surata (34) mengalami nasib tragis. Wanita asal Blok Gandok, Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, ini dibunuh di Singapura. Orang tua korban pun hanya bisa pasrah atas kejadian ini dan berharap ada keadilan bagi anaknya. Jenazah korban telah dipulangkan ke kampung halaman pada Kamis sore (3/12) dan disambut dengan isak tangis oleh keluarga maupun para tetangga, Tak terkecuali ibu korban, Warsem (53), dan anak semata wayang korban, Wisnu Prayogi (11). Warsem mengaku menerima kabar kematian anaknya itu dari staf KBRI Singapura, yang menghubunginya pada Senin (31/12) sekitar pukul 15.30 WIB. Dia mengaku, belum mengetahui secara pasti penyebab kematian anaknya. “Saya kaget saat menerima telepon dari seorang wanita, katanya dari kedutaan di Singapura dan mengabarkan kalau anak saya meninggal. Padahal pada hari Minggu (30/12) siang, anak saya itu baru saja telepon,” tutur Warsem saat ditemui di rumahnya di Blok Gandok, Desa Kenanga. Saat menelepon itu, Nurhidayati mengaku sehat dan dalam kondisi baik. Dia pun menanyakan kabar keluarga di kampung dan sempat mengobrol serta bercanda bersama anak semata wayangnya, Wisnu Prayogi. Dikatakan Warsem, siang itu Nurhidayati langsung mengakhiri telepon dengan alasan ada urusan, dan berjanji akan segera menelepon kembali di malam harinya. Namun, telepon dari Nurhidayati tak kunjung datang, hingga akhirnya muncul kabar duka. “Malam itu saya yang menelepon, tapi HP-nya tidak diangkat terus. Hingga akhirnya pada hari Senin sore ada kabar dari KBRI,” ungkap Wasem dengan mimik sedih. Warsem mengatakan, Nurhidayati memilih menjadi TKI setelah bercerai dari suaminya. Pasalnya, dia harus membiayai anak semata wayangnya yang saat itu masih balita. Nurhidayati awalnya menjadi TKI ke Arab Saudi selama dua tahun. Setelah itu, memutuskan menjadi TKI ke Singapura pada 2013 lalu. Saat itu, dia bekerja selama tiga tahun dan kembali ke kampung halamannya setelah habis masa kontraknya. Setelah itu, Nurhidayati kembali berangkat ke Singapura melalui PT Ceger Sari Buana dan bekerja di majikan yang berbeda. Di majikan tersebut, dia bekerja selama empat tahun. Semestinya, masa kontraknya berakhir pada Desember 2018. “Nurhidayati harusnya pulang bulan Desember kemarin. Tapi karena tidak punya uang, dia minta ke majikannya agar kontraknya diperpanjang sampai bulan delapan (Agustus 2019, red),” kata Warsem. Warsem menambahkan, selama ini Nurhidayati juga rutin mengirim uang setiap bulan untuk keperluan anaknya. Dia pun rajin berkirim kabar terutama untuk mengetahui perkembangan anaknya. Sementara itu, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Indramayu Juwarih, menjelaskan, berdasarkan informasi dari KBRI Singapura, korban meninggal akibat dibunuh pada 30 Desember 2018 pukul 22.40 waktu Singapura. Atas kasus tersebut, polisi setempat telah menangkap seorang laki-laki asal Bangladesh, AS (30), yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut. (oet)

Tags :
Kategori :

Terkait