Priben Jeh, Wisata Ziarah di Cirebon Dikelola Sekadarnya

Senin 14-01-2019,22:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Salah satu opsi branding pariwisata Kota Cirebon adalah City of Thousand Pilgrimage. Kira-kira artinya; kota dengan seribu tempat ziarah. Frasa ini masih jadi perdebatan, terutama mengenai arti kata pilgrimage yang dianggap kurang tepat mewakili tempat ziarah. Di luar perdebatan itu, bagaimana sesunggunya kondisi situs yang bakal dijadikan ikon destinasi wisata ziarah?  Juru Kunci Situs Petilasan Sunan Kalijaga Raden Edy mengatakan, situs tersebut masih jauh dari kata layak. Tidak ada tempat yang disediakan untuk para pengunjung yang datang. Sangat minim fasilitas. Pengunjung juga bisa memanfaatkan masjid atau area petilasan untuk sekedar duduk duduk dan beristirahat. “Untuk dikatakan sebagai tempat wisata ziarah masih jauh,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Sementara itu, untuk biaya operasional pengelola hanya mengandalkan biaya swadaya dan  sumbangan sukarela dari para pengunjung. Tentunya hal itu sangat disayangkan mengingat situs tersebut merupakan salah satu bukti sejarah keberadaan walisongo. Menurut Edy, untuk hari hari biasa peziarah yang datang hanya sekitar 50 orang saja. Lonjakan biasanya terjadi menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sehari bisa 15 bus yang datang. Masjid Merah Panjunan kondisinya juga tidak jauh berbeda. Masjid yang dibangun sekitar tahun 1480 itu secara fisik terlihat kokoh. Namun untuk daya tarik wisata, masih minim. Pengurus Masjid Merah Panjunan, Ipan mengatakan, peziarah yang datang jumlahnya tidak menentu. Kebanyakan pengunjung ini bukan wisatawan. Tapi memang peziarah. Biasanya menghabiskan waktu untuk berzikir. Meski ada juga yang datang sekalian berkunjung ke Keraton Kasepuhan. “Paling kalau mereka bertanya, ini masjid dibangun oleh siapa. Dari kapan fungsinya untuk apa. Ya saya kasih tau,” ucapnya. Untuk keperluan operasional, pengurus dan pengelola Masjid Merah Panjunan tidak menerapkan sistem tiket. Siapapun boleh berkunjung. Sehingga untuk keperluan operasional, seperti untuk biaya kebersihan dan kebutuhan lainya, hanya mengandalkan sumbangan. Kondisi lebih baik bisa dilihat di komplek Keraton Kasepuhan. Kepala Bagian Pemandu Wisata Badan Pengelola Keraton Kasepuhan, Raden Muhammad Hafid Pemadi, situs yang menjadi favorit para peziarah di komplek Keraton Kasepuhan adalah Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan Dalem Agung Pakungwati. Rata rata pada hari biasa pengunjung yang datang 500 orang/hari. Sementara saat hari libur pengunjung yang datang bisa mencapai 1 ribu orang. Biasanya dari rombongan majelis taklim yang ziarah ke petilasan Dalem Agung Pakungwati peninggalan Pangeran Cakrabuana. “Ada yang tawasul, tahlil. Ada yang mandi dan ngambil air,” ucapnya. (awr-mg)

Tags :
Kategori :

Terkait