DKOKP Mengejar Ambisi 2 Juta Wisatawan, Target Dua Kali Lipat, Bisa?

Selasa 22-01-2019,16:13 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Pemerintah Kota Cirebon mencanangkan target 2 juta kunjungan wisatawan. Capaian yang kelewat ambisius, bila membandingkan tren peningkatan kunjungan wisata dalam tiga tahun terakhir. Dua kali lipat bisa? Pariwisata menjadi fokus Pemerintah Kota Cirebon. Selain gelontoran anggaran untuk mengakomodir Visi Misi Sehati. Juga ada dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Semuanya diharapkan dapat menggelorakan sektor pariwisata. Yang berimplikasi pada pencapaian target kunjungan wisatawan. Namun, melihat penetapan target 2 juta wisatawan, seolah terlihat kelewat ambisius. Trennya jauh melampaui grafik peningkatan pariwisata dalam tiga tahun terakhir. Di mana yang tercatat peningkatan tertinggi ialah di rentang 2016-2017. Dengan capaian 56 persen. Dari data Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP), tahun lalu tercatat 1.072.365. Meningkat dari tahun 2017 yang mencapai 1.033.642 kunjungan wisata. Artinya, baru dua tahun terakhir jumlah wisatawan di atas 1 juta. Sebab, di tahun 2016 mentok di angka 841.152 wisatawan domestik dan mancanegara. Apa yang bisa dilakukan untuk mencapai target itu? Sekretaris DKOKP Edy Bagja Rohaedi menolak disebut target itu kelewat ambisius. Meski awalnya ia sempat kaget ketita mendengar angka 2 juta wisatawan. \"Tadinya kami ingin 1,5 juta. Tapi pak wali dan pak sekda ingin 2 juta,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Untuk merealisasikan itu, DKOKP akan memperluas jangkauan gaung pariwisata. Salah satunya dengan pembinaan sumber daya manusia dan masyarakat pariwisata. Selain juga bakal membentuk Kelompok Pengembangan Pariwisata (Kompepar) Tingkat Kota. Kepala Bidang Pariwisata Alimudin juga mengaku optimis dengan target mendatangkan 2 juta wisatawan. Langkah yang dilakukannya adalah pembinaan masyarakat dan komunitas kreatif yang mendukung pariwisata seperti pegiat fotografi, seni dan budaya lainnya. \"Kita akan mengangkat sumber daya manusianya. Banyak genre-nya semua masyarakat kreatif untuk bersama meramaikan pariwisata,\" terangnya. Namun, dua upaya ini terdengar janggal. Mengingat tidak sekalipun menyebut strategi komunikasi maupun promosi pariwisata. Yang sedikit rasional barangkali membuat calendar of event dalam satu tahun. Di sana ada tanggal dan tempat kegiatan tersebut yang dijadwalkan secara periode mingguan, bulanan hingga tahunan. Alimudin menyebutkan, calendar of event ini sedag disusun. Januari menjadi masa-masa perencanaan pengembangan pariwisata kota. Kemudian di-launching Februari nanti di agenda Cirebon Festival (Cifest). Kendati punya calendar of event sendiri, namun secara realistis Kota Cirebon hanya punya satu agenda pariwisata yang masuk kalender Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Agenda itu hanya disebutkan Festival Budaya Cirebon. Alokasi waktunya sekitar November. Kendati demikian, tidak disebutkan detil festival apa yang dimaksud. Di lain pihak, DKOKP sendiri sepertinya mencoba mengulik sumber data lain untuk memenuhi target ini. Mengiat selama ini data jumlah wisatawan sendiri bersumber dari tingkat hunian hotel, dan objek wisata. Pelaksana Bidang Pariwisata, Mustofa SE menjelaskan, tahun ini bisa jadi ada penambahan sumber data. Misalnya saja dari kunjungan rumah makan dan juga pusat perbelanjaan. Dikatakan dia, dalam menentukan angka kunjungan wisatawan, memang memiliki pola berbeda antara pusat dan daerah. Untuk pusat, biasanya menggunakan sumber data dari pintu masuk, seperti bandara dan juga lainnya. Sementara untuk daerah sangat sulit menghitung dari pintu masuk tersebut. \"Terminal, dan stasiun juga kan tidak bisa menggambarkan kunjungan wisatawan ke Kota Cirebon. Kita menghitungnya menggunakan pola perhintungan dari sumber objek wisata, hotel dan juga rumah makan,\" terangnya. Meski angka kunjungan wisatawan lebih banyak dari tahun sebelumnya. Namun apabila melihat jumlah kunjungan tahun 2017, ada penurunan dari sisi jumlah wisatawan mancanegara. Di tahun 2017, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 11.558 orang. Sedangkan pada tahun 2018, jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 9.474 orang. Di lain pihak, Pemerhati Budaya dan Pariwisata, Andrian Rahardjo berpendapat target kunjungan wisatawan boleh saja ditetapkan oleh Pemkot Cirebon. Namun harus dibarengi dengan upaya dan langkah yang progresif. Target itu harus menjadi pemacu bagi pemerintah untuk bekerja. “Sejauh ini kan, pembenahan infrastruktur pariwisata baru dimulai. Namun apakah dampaknya bisa langsung terasa?” katanya. Belum lagi, dia menilai sosio-kultur masyarakat pariwisata di Kota Cirebon belum terbangun. Seperti halnya di Bali dan Jogja. Di mana di dua daerah destinasi wisata itu, masyarakatnya sudah bisa menyatu dalam menyambut wisatawan. Kendati demikian, bukan berarti upaya pencapaian sektor pariwisata itu benar-benar buntu. Andrian menyebutkan, pintu gerbang baru yakni Bandar Internasional Jawa Barat (BIJB) semestinya bisa jadi kontributor baru pariwisata Kota Cirebon. Terutama dengan kemudahan akses yang ditawarkan. Bisa? (jm)

Tags :
Kategori :

Terkait