Tiga Fenomena Bulan Purnama di Awal 2019

Kamis 24-01-2019,14:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Dalam tiga bulan berturut-turut, masyarakat bakal mendapati tiga fenomena bulan. Yakni di bulan Januari, Februari, dan Maret. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ini merupakan fenomena unik. Lantaran bertepatan dengan saat bulan berada di posisi terdekat dengan bumi. Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi Ahmad Faa Izyn menjelaskan, bulan purnama merupakan peristiwa ketika matahari, bumi, dan bulan dalam posisi hampir segaris lurus. Bulan akan tampak bulat utuh saat diamati dari Bumi. Pada tiga bulan awal tahun 2019, peristiwa purnamanya akan bertepatan dengan bulan berada pada posisi terdekatnya dari Bumi sehingga dikenal sebagai purnama perige atau purnama super. BMKG sendiri mencatat pada bulan Januari 2019, purnama pertama terjadi pada 21 Jan 2019 pukul 12.16 WIB. Tepat 12 jam 43 menit sesudah puncak purnama tersebut, atau pada 22 Januari 2019 pukul 02.59 WIB, Bulan akan berada pada jarak 357.342 km dari Bumi. \"Pada purnama tersebut, sebetulnya terjadi peristiwa gerhana bulan tapi tidak dapat diamati dari wilayah Indonesia,\" terangnya kepada Radar Cirebon. Menurutnya, gerhana ini hanya dapat diamati oleh masyarakat yang berada di wilayah Eropa, Afrika, Amerika, dan sebagian kecil Asia bagian Timur Laut. Karena itu, gerhana bulan pada 21 Januari itu dapat disebut sebagai gerhana bulan perige. Atau yang lebih dikenal juga sebagai gerhana super atau super blood moon, di mana saat puncak gerhana warna bulan menjadi kemerahan. Sebulan berikutnya, yaitu pada 19 Februari 2019 pukul 22.53 WIB, bulan akan kembali dalam fase purnama. Tepat 6 jam 51 menit sebelumnya, atau pada 19 Februari 2019 pukul 16.02 WIB, Bulan berada pada jarak 356.761 km dari bumi. Menuurut Faiz, jarak ini adalah posisi terdekat satelit alami Bumi tersebut sepanjang tahun 2019. Bila cuaca cerah, objek langit ini sangat baik untuk diamati detail permukaannya. Sementara itu puncak purnama terjadi pada 21 Maret 2019 pukul 08.42 WIB dan sesudah satu hari 5 jam 55 menit dari saat Bulan di 359.377 km dari Bumi. Mengingat pada 21 Maret 2019 ini, tepatnya pukul 04.59 WIB, posisi matahari berada di equinox, purnama ini dapat disebut juga sebagai purnama equinox. Saat purnama perige terjadi, ukuran bulan menjadi lebih besar 7 persen dari saat purnama biasa. Demikian juga kecemerlangannya akan lebih cerlang 15 persen dibandingkan saat purnama biasa. Efek purnama perige yang paling jelas terlihat adalah pada pasang surut air laut yang secara umum akan lebih besar daripada biasanya. Namun demikian hal ini bergantung juga pada kondisi topografi pantai tersebut. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait