Soal Galian Argasunya, Revitalisasi atau Eksploitasi? Harus Transparan Dong

Sabtu 02-02-2019,17:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Penggunaan backhoe di lahan eks Galian C Kelurahan Argasunya, menulai kontroversi. Meski berdalih melakukan rehabilitasi lingkungan, faktanya material galian tetap keluar dan diperjualbelikan. Ketua RW 08 Kopi Luhur, Suharja mengungkapkan, backhoe didatangkan Yayasan Al Barokah Gunungjati yang bermaksud mendirikan pesantren. Salah satu sumber pembiayaannya adalah dari pengelolaan eks galian c yang masuk di wilayahnya. “Katanya pakai backhoe supaya lebih lancar,” ujar Suharja kepada Radar Cirebon. Dia tak menampik, penggunaan alat berat menimbulkan pro dan kontra di kalangan warga. Sebagai ketua RW, pihaknya perlu menjadi penengah. Apa yang menjadi klaim yayasan, juga sudah dicek ke lokasi. Suharja mengaku melihat langsung pembangunan pesantren. Dari informasinya, biaya yang telah dikeluarkan senilai Rp90 juta. Dan sampai sekarang masih terus dikerjakan. “Katanya itu biayanya dari galian c,” tuturnya. Suharja menyebutkan, warga RW 08 Kopi Luhur tidak mempersoalkan adanya aktivitas galian. Sementara mereka yang protes diduga karena pendapatannya berkurang karena ada backhoe. “Ya dulu bisa Rp100 ribu, sekarang Rp50 ribu. Ada backhoe, kuli angkut ini kan yang kena dampaknya,” ucap dia.

Tags :
Kategori :

Terkait