6.300 Kembang Api di Kelenteng Talang Tandai Pergantian Tahun

Rabu 06-02-2019,19:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Masyarakat Tionghoa kemarin meyarakan tahun baru Imlek. Tahun ini, berdasarkan Shio adalah Tahun Babi Tanah. Bagaimana maknanya untuk masyarakat Tionghoa di Kota Cirebon? Humas Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Halim Eka Wardana mengatakan, shio atau tabun kelahiran diyakini memengaruhi jalannya kehidupan di sepanjang tahun yang baru.  “Begitulah setiap tahun baru diyakini akan berpengaruh beda bagi tiap individu,” katanya kepada Radar Cirebon. Apapun keyakinan dan kepercayaan serta keimanan orang Tionghoa saat ini, Halim meyakini, mereka akan selalu teringat akan jasa besar KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur. Sebab di masa pemerintahan beliau, masyarakat Tionghoa di Indonesia dapat merayakan kembali tradisi dan budaya leluhur. “Kita tau, selama tiga dekade di zaman orde baru tradisi dan budaya Imlek ini terkekang,” tuturnya. Dengan perubahan itu, ia berharap kerukunan dan keharmonisan hubungan antar umat dengan latar belakang agama, budaya dan etnisitas di seluruh tanah air tercinta ini akan selalu terjaga. Tentu saja ini juga membutuhkan peran pemerintah dan melibatkan masyarakat di segala lapisan. Seperti diketahui, perayaan Imlek sempat dilarang selama kurang lebih 31 tahun. Ditandai dengan Instruksi Presiden 14/1967 yang dibuat Orde Baru di bawah pemerintahan presiden Soeharto. Barulah pada 2000, Inpres itu dicabut oleh presiden keempat RI. Dengan dicabutnya Inpres itu, masyarakat Tionghoa kembali mendapatkan kebebasannya untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Gus Dur menindaklanjuti keputusannya dengan menetapkan Imlek sebagai hari libur fakultatif, berlaku bagi mereka yang merayakannya. Pada 2003, presiden kelima Megawati Soekarnoputri resmi menjadikan Imlek sebagai libur nasional. Malam Tahun Baru Imlek sendiri diisi masyarakat Tionghoa dengan sembahyang di vihara. Sebelumnya juga telah dilaksanakan beragam ritual hingga nanti Cap Go Meh. Pembina Umat Budha, Romo Junawi mengatakan, setelah perayaan Imlek, rangkaian kegiatan dilanjutkan Jumat (8/2) untuk melakukan sembahyang menyambut Kongco (Ciap Sin). Setelah itu pada Selasa (12/2) dilakukan sembahyang Keng Thi Kong Pwa-Pwe Peserta pembawa kimsi (Dewa-dewi) untuk Cap Go meh. Sedangkan pada Sabtu dan Minggu 16 dan 17 Februari rangkaian kegiatannya adalah Liam Keng Malam Cap Go. Yang dilanjutkan Senin (18/2) kegiatan Terima Joli Tamu Liam Keng Malam Cap Go Meh. Terakhir pada Selasa (19/2) yang menjadi puncak acara dari rangkaian kegiatan tahun baru Imlek di Vihara Dewi Welas Asih kongco turun ke Joli Kirab Budaya Cap Go Meh mulai pukul 10.00 hingga 14.00. Sementara di Kelenteng Talang, malam Imlek begitu meriah dengan atraksi kembang api selama 20 menit. Tidak kurang dari tembakan 6.300 kembang api disaksikan masyarakat yang memadati lingkungan sekitar Jl Pasuketan dan Gedung British America Tobacco (BAT). Atraksi kembang api itu tept dimulai pukul 00.00 WIB. (myg)

Tags :
Kategori :

Terkait