Beginilah Aktivitas Satgas Kebersihan di Kota Cirebon

Kamis 07-02-2019,22:32 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Ada pemandangan lain di sejumlah ruas jalan. Petugas dengan topi biru, dengan warna rompi senada. Sementara baju dan celananya oranye. Mereka berkeliling di sejumlah ruas jalan utama. Membersihkan sampah. Sesekali menegur yang buang sampah sembarangan. Total petugas ini jumlahnya 50 orang. Dibentuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Dengan nama Satuan Tugas (Satgas) Kebersihan. Kepala DLH Drs H RM Abdullah Syukur MSi mengatakan, petugas ini direkrut melalui out sourcing. Dan sudah efektif bertugas di sejumlah ruas jalan protokol. “Tim ini keliling. Nanti jumlahnya kita tambah,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Untuk sementara, petugas ini dapat ditemui di Jalan Siliwangi, Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Jalan Cipto Mangunkusumo, Jl Sudarsono, Jl Pemuda, Jalan RA Kartini dan Jl Perjuangan. Berbeda dengan juru penyapu jalan, satgas diberikan kewenangan lain. Mereka dibolehkan menegur orang yang buang sampah sembarangan. Tapi teguran ini harus dengan cara yang sopan. Sebab tujuannya adalah mengingatkan. Bukan menindak. Radar Cirebon sempat mewawancari dua petugas satgas yang sedang membersihkan sampah di Jalan Perjuangan. Mereka adalah Ega Saputera dan Maman Nurohman. Keduanya berasal dari Desa Pamengkang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Keduanya hampir sebulan menjadi bagian dari Satgas Kebersihan. \"Tugasnya setiap hari, dibagi. Ada jadwalnya. Hari ini saya tugas di Jalan Perjuangan dari jam 12 sampai jam enam,\" tutur Ega. Di Jalan Perjuangan ada empat orang yang bertugas membersihkan sampah, dan juga rumput-rumput. Selain juga menyapu jalanan agar bersih dan nyaman bagi pengguna jalan. Setelah itu, sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPS) terdekat. Dalam tugasnya, Satgas Kebersihan dilengkapi bak sampah dan dorongan, serta sapu lidi. Diakui Ega, jadi Satgas Kebersihan bukan tanpa tantangan. Ada saja masyarakat yang masih acuh. Saat ia menyapu, ada saja warga yang buang sampah sembarangan.”Ya kesel juga. Padahal kita jelas-jelas lagi bebersih. Paling nggak ya masukin ke tong sampahnya,” katanya. Ega mengaku menjadi petugas kebersihan atas informasi dari temannya. Pria yang dulunya bekerja sebagai sales itu mendapat honor Rp1,4 juta/bulan. Sementara Maman Nurohman, berangkat dari latar belakang berbeda. Dulu dia menjadi pedagang mainan keliling. Mengetahui ada lowongan Satgas Kebersihan, ia tertarik. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait