Tape Ketan Bakung Jadi Buruan Wisatawan

Sabtu 23-02-2019,13:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Selain nasi Jamblang yang sudah terkenal, tape ketan Bakung juga kian diburu wisatawan. Pasarnya pun sudah ke luar Pulau Jawa. Seperti wilayah Kalimantan dan Sumatera. Ya, tape ketan Bakung bisa menjadi alternatif untuk buah tangan ataupun camilan ketika berkunjung ke Kecamatan Jamblang. Terbuat dari bahan beras ketan, daun katuk dan difermentasikan dengan ragi, tape Bakung saat ini sudah mulai diproduksi masal dan menjadi buruan wisatawan. Tape Bakung sendiri mulai diproduksi masal dan mulai dikomersilakan sejak tahun 1981. Sebelumnya makanan khas ini hanya dijumpai saat lebaran dan hajatan. Atau dibuat untuk konsumsi sendiri. Tokoh yang pertama membuat tape Bakung secara komersil adalah almarhumah Munir atau dikenal warga sekitar dengan sebutan Ibu Munil. “Saat itu ibu saya bingung, anak ada 10 tapi ekonomi begitu sulit. Pernah coba beberapa usaha dan akhirnya mantap jualan tape karena kebetulan ibu saya punya resep yang membuat tape buatannya berbeda dengan tape-tape buatan orang lain,” ujar Hj Surani (63) anak sulung Ibu Munil saat ditemui Radar di Blok Sidapurna, RT 39 RW 09 Desa Bakunglor, Kecamatan Jamblang. Dari kreasi Ibu Munil itulah kemudian perlahan-lahan perkembangan tape ketan di Desa Bakunglor mulai signifikan. Pengrajin pun bertambah banyak. Bahkan kini jumlahnya mungkin sudah ratusan. Setiap hari paling Hj Surani menghabiskan sekitar 50 kilogram beras ketan untuk memproduksi sekitar 30 dus. “Dalam sebulan paling tidak 900 dus yang diproduksi. Itu baru saya di Desa Bakunglor. Belum pengrajin-pengrajin lainnya. Ada juga yang sudah punya kelompok. Biasanya kelompoknya berdasarkan hubungan keluarga,” imbuhnya. Sementara Kuwu Desa Bakunglor H Watma melalui perangkat desa, Abdul menuturkan, berdasarkan cerita orang tua dan kisah yang berkembang, tape ketan Bakung awalnya berasal dari Desa Cangkring yang kemudian resepnya disempurnakan oleh Ki Wanajaya yang merupakan tokoh leluhur dan sesepuh Desa Bakunglor. Tape ketan sendiri kini sudah berinovasi. Dari yang awalnya makanan tradisional, kini mulai dikemas dan dibuat modern. Seperti pancake tape, brownis tape, dan olahan makanan lainnya. Saat ini ada lebih 10 kelompok pengrajin tape Bakung. “Yang khas memang tape ketan. Rasanya segar dan kalau sudah makan rasanya bikin kangen,” kata Abdul. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait