Sekolah-Disdik Bantah Intimidasi Siswa yang Trauma Dituduh Mencuri Uang

Rabu 27-02-2019,23:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Kasus siswa yang tidak mau bersekolah karena menurut pihak keluarga diintimidasi pihak sekolah, dibantah dengan keras. Bahkan pihak sekolah menyebut sedari awal membuka diri dan sudah mengupayakan beragam hal agar siswa tersebut bisa bersekolah lagi. (Baca: Trauma Dituduh Mencuri Uang oleh Gurunya, Pelajar SD Sudah 60 Hari Lebih Tidak Sekolah) Bantahan tersebut disampaikan pihak sekolah melalui Koordinator Disdik Kecamatan Mundu, A Saekhu. Dia menuturkan, peristiwa tersebut harus dilihat dengan utuh dan tidak boleh sepotong-sepotong. Bahkan dirinya berani memastikan bahwa intimidasi yang diklaim pihak keluarga terjadi di sekolah adalah tidak benar. “Tentu apa yang saya sampaikan ini berdasarkan keterangan dari pihak sekolah. Saya pastikan tidak ada intimidasi, tidak ada kekerasan, baik fisik ataupun mental. Di sini tugas utama kita adalah mendidik dan membina,” ujarnya. Diakuinya, pihak disdik tidak berdiam diri dengan polemik yang muncul terkait salah satu siswa yang sudah tidak masuk sekolah selama dua bulan lebih tersebut. Menurut Saekhu, segala upaya sudah dicoba dan dilakukan, namun hingga kini belum berhasil. “Tidak berhasilnya upaya ini kan tidak melulu dari pihak sekolahnya. Karena kita sudah berupaya maksimal. Sudah lakukan beberapa kali mediasi. Bahkan, Pak Kabid sampai datang sendiri ke sini dan ke rumah siswa untuk memediasi masalah tersebut,” imbuhnya. Buntut dari masalah itu, ujar Saekhu, apa yang terjadi di Mundu menjadi perhatian semua kalangan. Tidak hanya di Cirebon, bahkan sampai nasional. Ia pun mengaku sudah ditelepon pihak Kementerian Sosial, pihak provinsi dan bahkan Kadisdik sudah menghubunginya terkait perkembangan masalah tersebut. Sementara itu, Mustofa, Pekerja Sosial Perlindungan Anak Dinsos Kabupaten Cirebon menuturkan, akan mencoba bersama-sama mencarikan solusi terbaik agar persoalan yang ada tidak mengganggu tumbuh kembang anak. “Saya sudah bertemu dengan pihak keluarga anak. Dengan pihak sekolah juga. Intinya, kita ingin anak ini dapat solusi terbaik. Nanti mungkin ada pertemuan lagi, kita akan lakukan mediasi lagi,” ungkapnya. Seperti diberitakan sebelumnya, salah satu pelajar SD Negeri di Kecamatan Mundu tak mau sekolah. Sudah dua bulan lebih pelajar laki-laki kelas empat tersebut, hanya berdiam diri di rumahnya. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya berada di dalam rumah, ketimbang bermain bersama teman-temannya. Usut punya usut, rupanya kondisi tersebut terjadi akibat sang anak diduga kuat mengalami trauma. Dia ketakutan masuk sekolah setelah dituduh mencuri uang sebanyak Rp800 ribu oleh oknum guru. Hal itulah yang kemudian membuat pelajar tersebut malu dan tidak mau berangkat ke sekolah. Padahal pencurian yang dituduhkan sampai saat ini tidak bisa dibuktikan. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait