MAJALENGKA- Para petani di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka dan sekitarnya memasuki musim panen. Petani asal Desa Jatipamor Kecamatan Panyingkiran, Jaja Jamaludin menyebutkan produksi di musim panen kali ini cukup bagus dan tidak banyak terserang hama. ”Kami menanam padi jenis 32 yang memiliki keunggulan buliran padinya besar dan tidak banyak terserang hama,” kata Jaja Disebutkan Jaja dirinya hanya menanam padi dengan luas sejuru atau sekitar 1.500 meterr persegi. Gabah hasil panen dijemur di lapangan bola sejak pukul 07.00 WIB hingga menjelang sore. “Kami bisa menjemur padi di lapang dengan gratis. Kalau dulu ada iuran untuk karang taruna. Kami butuh waktu sekitar 3 hari untuk menjemur padi hingga kering,” tuturnya. Diakuinya, hasil panennya itu bukan untuk dikonsumsi. Tapi langsung dijual ke pabrik atau para tengkulak. “Harga gabah kering per kuintal saat ini Rp 550 ribu dan idealnya per kuintal itu bisa mencapai Rp 600 ribu, karena upah buruh tani meningkat dan harga pupuk serta obat naik terus. Kami berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan nasib petani,” harap Jaja. Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Nasional Andalan (KTNA) Kabupaten Majalengka Kusnadi mengungkapkan nasib petani saat ini masih jauh dari sejahtera. Disebutkan Kusnadi di Kecamatan Kasokandel dan Dawuan, padi yang sedang tumbuh dilanda angin sehingga tanaman rebah. Ada juga yang saat panen, harga gabah justru sangat anjlok. “Kalau itung-itungan usaha tani, petani kurang berhasil karena biaya besar. Kami nohon kebijakan pemerintah untuk bisa membantu para petani dalam mengilangkan kepahitan nasibnya,” kata Kusnadi. Terpisah, Kepala Dinas Pangan Kabupaten Majalengka Wawan Suwandi melalui Kabid Kemandirian dan Kedaulatan Pangan, Ida Heriyani, menyatakan, kebiasaan para petani, menjual ke tengkulak dan tidak menyimpannya untuk dikonsumsi menjadi salah satu faktor yang membuat petani sendiri kekurangan beras. “Ketika mereka membutuhkan beras, malah membeli ke pasar dengan harga yang cukup tinggi,” kata Ida. Untuk itu, Ida mengatakan perlu ada pengembangan BUMDes untuk membangun lumbung padi. Sehingga begitu panen padi, petani bisa menyimpan hasil panennya. “Agar terwujud ketahanan pangan, lumbung pangan masyarakat bisa menjamin ketersediaan padi, yang dikelola oleh pihak tertentu seperti koperasi atau BUMDes. Sehingga ketika anggota membutuhkan bisa beli kembali dengan harga terjangkau dan itu bisa mandiri,” harapnya. (ara)
Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Petani
Rabu 06-03-2019,14:31 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Jumat 13-09-2024,13:57 WIB
Malamnya Dicor, Paginya Sudah Dilalui Kendaraan, Begini Kondisi Jalan di Desa Cikulak
Jumat 13-09-2024,17:25 WIB
Identitas Perempuan Tertabrak Kereta Api di Babakan Cirebon, Diduga Bunuh Diri
Jumat 13-09-2024,12:00 WIB
Ngotot Gelar MLB NU di Cirebon, Kiai Imam Jazuli : Mayoritas Mendukung Gerakan Ini!
Jumat 13-09-2024,16:39 WIB
Seorang Perempuan Tertemper Kereta Api di Babakan Cirebon, Belum Diketahui Identitasnya
Jumat 13-09-2024,14:00 WIB
Siti Meregang Nyawa Ditusuk Suami Sendiri, Pelaku Diburu Polisi
Terkini
Sabtu 14-09-2024,11:00 WIB
Pemkab Cirebon Akan Bangun Stadion Bola di Timur
Sabtu 14-09-2024,10:30 WIB
Makyus, Sensasi Makan Seafood Batok Kelapa
Sabtu 14-09-2024,10:04 WIB
Nelangsa Nelayan Desa Citemu Kala Harga Rajungan Anjlok
Sabtu 14-09-2024,09:30 WIB
Hadapi Regulasi Pemotongan RPM, Tim Yamaha Racing Indonesia Termotivasi Jaga Peluang Juara ARRC
Sabtu 14-09-2024,09:00 WIB