13 Maret, Rencana Pelantikan Pengurus KONI Kabupaten Cirebon

Kamis 07-03-2019,13:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Pengurus KONI Kabupaten Cirebon periode 2019-2023 menggelar rapat perdana, Selasa siang (5/3). Pertemuan itu membahas rencana pelantikan pada 13 Maret mendatang. KONI juga mulai menyusun strategi pembinaan empat tahun ke depan. Ketua Umum KONI Kabupaten Cirebon terpilih Hengky Choernia mengatakan, agenda pelantikan masih bisa berubah menyesuaikan agenda Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Dicky Saromi dan Ketua Umum KONI Jawa Barat Ahmad Saefudin. “Sementara kita tetap mempersiapkan diri untuk agenda pada tanggal 13 Maret,” terangnya usai rapat. Hengky menambahkan, setelah pelantikan, KONI di bawah pimpinannya akan langsung bergerak melaksanakan program kerja tahun ini. “Tidak ada banyak waktu untuk kita. Setelah dilantik, program kerja harus segera berjalan. Kita juga dikejar deadline menyusun anggaran tahun depan,” tuturnya usai rapat. Oleh karena itu, KONI akan segera berkoordinasi dengan setiap pengurus induk organisasi cabang olahraga (cabor) yang ada di Kabupaten Cirebon. Akhir bulan ini, kata Hengky, proposal anggaran dari masing-masing cabor sudah harus dikaji sebagain acuan kebutuhan anggaran KONI tahun depan. Menurut dia, KONI sudah menerima arahan dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon. Pembahasan anggaran tahun depan akan dilaksanakan dalam waktu dekat. “Paling lambat akhir Maret ini KONI sudah harus memiliki rancangan kebutuhan anggaran tahun 2020. Karena itu, dibutuhkan rekapitulasi anggaran dari cabor,” jelasnya. Untuk anggaran tahun ini, KONI hanya mendapat jatah Rp1,5 miliar dari APBD Kabupaten Cirebon. Lewat sistem hibah daerah, top organisasi olahraga itu tampaknya bakal kesulitan mendapat dana tambahan. Hengky menyebut, pihaknya sudah merencanakan jalan alternatif dari sumber dana lain. Eks ketua umum Pertina Kabupaten Cirebon tersebut beharap, tahun ini KONI mendapat keleluasaan dari pemerintah untuk menggali sumber dana dari pihak swasta. Dengan dana minim, kata Hengky, KONI akan kesulitan menggulirkan program pembinaan. Terlebih, tahun ini KONI punya pekerjaan besar. Yaitu, membentengi atlet-atlet unggulan agar tidak hijrah ke daerah lain. Caranya, dengan menjamin uang saku bulanan atlet unggulan. “Butuh dana besar untuk menopang program tersebut. Maka, selain dari pemerintah kita juga butuh dukungan penuh pihak swasta,” tutupnya. (ttr)  

Tags :
Kategori :

Terkait