CIREBON-Sistem drainase permukiman di hampir seluruh wilayah Kota Cirebon, dibangun tanpa konektivitas satu sama lainnya. Di beberapa permukiman penduduk, kapasitas saluran air dibuat terlalu kecil. Sehingga rawan terjadi banjir lokal. Persoalan ini terjadi di RW 11 Kampung Samadikun Utara. Ketua RW setempat Junaedi mengungkapkan, drainase yang ada tidak dibuat dengan baik. Ukurannya tidak mempertimbangkan volume sesungguhnya. \"Di dekat pantai, itu terlalu kecil,\" ujarnya. Masalahnya jadi pelik, karena saluran dari RW 10 turut melintasi RW 11. Ketidakmampuan drainase mengalirkan air, terlihat saat hujan turun. Atas persoalan ini, Junaedimengaku sudah mengusulkan pembenahan melalui Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS). Usulan ini sudah direspons dengan survei dan pengukuran. Tapi hingga kini belum ada realisasinya. \"Sudah dua tahun kami mengajukan. Sampai sekarang belum ada kabar lagi,” katanya. Masalah yang sama juga terjadi di RW 03 Petratean Barat, Kecamatan Pekalipan. Warga di kawasan permukiman ini, mengeluhkan bau tidak sedap dari drainase. Ketua RW 03, Gatot Sahari menyebutkan, saluran air sering mampet. Beton penutup juga rusak. Sehingga dala kondisi normal sekalipun, seringkali kotoran meluap. “Baunya nggak tahan,” ucap dia. Kondisi ini tentu menghadirkan potensi penyakit karena sanitasi yang kurang baik. Masalah ini juga sudah disampaikan kepada pemerintah. Tapi belum ada penanganan berarti. (apr)
Drainase di Kota Cirebon Dibuat Tak Sesuai Kebutuhan
Jumat 22-03-2019,18:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :