Perangi Hoaks, Bela Negara ala Pekerja Media

Jumat 29-03-2019,22:35 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

JOGJAKARTA–Bela Negara adalah kewajiban dan hak seluruh warga Negara. Tak terkecuali untuk para kuli tinta alias para pekerja media yang harus melakukan bela Negara sesuai dengan bidang keahliannya. Salah satu bentuk wujud dari bela negara dari insan media pada era modern dan dunia digital saat ini adalah dengan cara melawan serta menangkal beredarnya hoaks atau berita bohong di kalangan masyarakat yang sudah sangat sulit sekali dibendung. Hal tersebut disampaikan Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika saat menjadi keynote speaker dalam seminar bela Negara untuk pekerja media bertajuk “Workshop Pendidikan Peningkatan Kesadaran Bela Negara Pekerja Media Tingkat Nasional”di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/3). Menurut Rudiantara, pekerja media mempunyai tanggung jawab dan porsi yang sama sebagai salah satu wujud bela negara di dunia digital untuk melawan penyebaran hoaks atau berita bohong. “Peran media sangat penting. Peran jurnalis sangat penting untuk bisa menangkal hoaks. Ini juga salah satu bentuk bela negara di dunia digital, Bela Negara itu untuk warga Negara sesuai dengan bidang dan keahliannya, jadi tidak harus bertempur seperti TNI,”ujarnya. Kementerian Kominfo sendiri menurut Rudiantara, telah melakukan berbagai upaya dalam menangani dan menanggulangi penyebaran berita bohong atau hoaks. “Dunia digital berkembang berkembang sangat cepat di Inonesia. Saat ini justru lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, oleh karenanya para jurnalis serta pekerja media harus lebih peka dalam mengolah sebuah pemberitaan, lihat isunya , pertimbangkan dampaknya, cek dan ricek itu penting sekali,”imbuhnya. Ditambahkannya, Kementrian Kominfo saat ini sudah membuat tim patroli Cyber yang disebut sebagai Tim AIS yang melakukan verifikasi dan klarifikasi atas berita bohong. Selain itu juga Kominfo juga melakukan pendidikan atau literasi kepada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat bisa membedakan dan mengenali berita hoaks. “Ada patroli siber Tim AIS yang melakukan verifikasi dan klarifikasi. Selain itu kami juga melakukan pendidikan atau literasi kepada masyarakat dengan Program Miss Lambe Hoaks,”tambahnya. Menurutnya, produsen hoaks sudah sangat sistematis dan terarah terlebih memasuki masa genting Pemilu 2019. Kemenkominfo lanjut dia memiliki data bahwa hasil pantauan Tim AIS selama Februari 2019 dan telah menemukan sebanyak 353 isu hoaks dengan tiga besar konten berkaitan dengan politik, pemerintahan, dan kesehatan. “Jumlah berita dan isu yang kita verifikasi dan kita konfirmasi kebohongannya ada sekitar 353 isu yang bisa kita konfirmasi sebagai hoaks, Mungkin karena menuju pesta demokrasi sehingga banyak hoaks terkait politik. Seharusnya demokrasi itu fun. Karena itu Pemilu harus fun. Disinilah peran jurnalis sangat penting untuk bisa menangkal hoaks,”bebernya. Sejumlah tokoh yang dijadwalkan hadir seperti Kapolri, Panglima TNI dan Ketua Institut Lembang 9 (ILS9), Alwi Hamu tidak bisa hadir. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dijadwalkan hadir sempat memberikan kata sambutan melalui rekaman video yang berisikan ucapan, “Selamat melaksanankan Workshop bagi para pekerja media. Semoga kegiatan ini dapat makin menumbuhkan rasa kecintaan terhadap negara,”tutupnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait