Sanimas Timbulkan Polusi Udara, Ada Arus Balik, Warga Copot Pipa Saluran Komunal

Senin 01-04-2019,14:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Beberapa bulan terakhir, warga RT 04 RW 07 Kayuwalang, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon mengeluhkan keberadaan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas). Fasilitas penampungan limbah kolektif rumah tangga tersebut, menimbulkan bau tidak sedap. Ini dirasakan hampir setiap hari. Ny Beni, warga yang rumahnya hanya beberapa meter saja dari Sanimas mengaku tidak tahan dengan polusi udara tersebut. “Kalau sekarang agak mendingan. Kalau pagi sama sore. Itu menyengat sekali,” ungkapnya kepada Radar Cirebon. Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, saat hujan turun air dari sanimas justru meluber ke kamar mandi. Kondisi tersebut membuatnya khawatir terserang penyakit. Terlebih setelah sanimas dibangun, dan beberapa kali mencemari kamar mandi, Beni dan keluarganya terserang Demam Berdarah Dengue. “Baru pertama loh saya dan keluarga dirawat kena DBD. Jadi ya sudah saya copot saja paralonnya. Saluran buangnya nggak ke situ lagi,” katanya. Kondisi serupa juga dialami Wistianih. Keberadaan bak penampungan limbah itu, justru menimbulkan dampak buruk bagi dirinya dan keluarga. Sanimas yang seharusnya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, malah mencemari lingkungan. Beberapa kali sanimas meluap. Terutama saat turun hujan. Arus balik dari saluran tersebut masuk ke MCK kediamannya. “Saya juga sudah dicopot paralonnya. Habis gimana, masa meluap terus,” katanya. Berdasarkan informasi yang dihimpun koran ini, pembangunan sanimas itu diperuntukan bagi 80 kepala keluarga pengguna di RT 04 RW 07 Kayuwalang. Bak penampungan seluas 4 X 11 meter itu dibangun sejak bulan Oktober 2018 dan baru digunakan Desember yang lalu. Saat ini, sudah ada sekitar 50 warga yang memanfaatkan sanimas. Selain itu, di atasnya juga dibangun Baperkam. Ketua RW 07 Kayuwalang, Taiman MPd mengatakan, pembangunan bak penampungan limbah tersebut memang untuk menampung limbah dari sekitar 50 rumah warga. Peembiayaannya bersumber dari Islamic Development Bank (IDB) sebesar Rp425 juta melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) dengan pengelola diserahkan kepada masyarakat. Usulan pembangunan sanimas sendiri berawal dari musyawarah dengan para warga. Di wilayah Kayuwalang, masih banyak warga yang tidak memiliki septic tank sendiri. Warga yang rumahnya berdekatan dengan sungai, lebih memilih untuk membuang limbah rumah tangga langsung ke sungai. “Sanimas ini memang sudah cukup dirasakan manfaatnya, lingkungan juga menjadi bersih dan tidak tercemar. Tapi kalau soal bau, katanya sih 6 bulan baru hilang. Sekarang juga baunya sudah berangsur angsur hilang,” ungkapnya. Hal serupa juga diungkapkan Koordinator BKM Mulya Lestari, Fredy Amingada selaku pelaksana pembangunan sanimas di Kayuwalang. Dirinya mengaku sudah menyosialisasikan kepada warga sekitar terkait dengan bau yang ditimbulkan. Aroma tidak sedap tersebut disebabkan karena bakteri yang belum bekerja mengurai limbah organik. Diperlukan waktu sekitar 6 bulan bakteri itu berkembang biak dan perlahan bau yang ditimbulkan pun akan hilang. “Kita sudah sosialisasi ke warga. Mungkin ada yang masih kurang paham atau pemeliharaan grease trap-nya masih kurang maksimal,” ungkapnya. (awr)

Tags :
Kategori :

Terkait