Dua Siswa SMA Penyandang Tunanetra Ikuti UNBK

Kamis 04-04-2019,07:15 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

KUNINGAN - Dua siswa berkebutuhan khusus penyandang tunanetra di SMA Pertiwi Cilimus menjalani Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sejak Senin (1/4). Kedua siswa tersebut adalah Elga Lesmana dan Uus Uswatun yang menjalani ujian di dua ruangan khusus terpisah dengan siswa normal lainnya. Mereka mendapat perlakuan berbeda dalam mengerjakan soal-soal ujiannya. Di mana, mereka mengerjakan soal terpisah dan saat pengerjaannya dilakukan dengan cara melibatkan guru pengawas untuk membacakan soal sekaligus mengisikan jawaban yang disebutkan keduanya. Kepala SMA Pertiwi Cilimus Didi Jumadi mengatakan, tahun ini ada 19 siswa di sekolahnya termasuk dua siswa penyandang tunanetra yang mengikuti UNBK. Pihaknya telah menyiapkan sarana dan prasarana agar kedua siswa berkebutuhan khusus tersebut bisa mengikuti ujian bersama siswa normal lainnya. \"Sekolah kami adalah satu-satunya sekolah inklusif yang hampir setiap tahun terdapat siswa penyandang tunanetra. Namun seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya, mereka menjalani ujian di ruangan khusus masing-masing dan terpisah dengan teman-teman lainnya yang normal. Untuk pengawasnya, menghadirkan guru dari SLBN Taruna Mandiri yang memahami cara menangani ABK (anak berkebutuhan khusus, red),\" kata Didi. Elga dan Uus menjalani ujian di ruangan yang terpisah. Hal itu, kata Didi, untuk mengatasi bentrok mengingat setiap pengawas membacakan soalnya dengan suara yang keras. \"Kalau disatukan nanti akan ada dua suara pengawas yang sahut-sahutan, yang dikhawatirkan akan mengganggu konsentrasi ABK peserta UNBK. Oleh karena itu, UNBK dua siswa berkebutuhan tersebut dilaksanakan terpisah,\" papar Didi didampingi Wakil Kepala Sekolah Suryadi KS. Didi menjelaskan, meski kedua siswa tersebut mempunyai keterbatasan penglihatan namun selama ini menjalani proses belajar mengajar sama dengan siswa normal lainnya. Namun, apabila ada kesulitan pemahaman materi biasanya mereka akan meminta bantuan guru untuk menerangkan kembali di luar jam pelajaran. \"Tidak ada perlakuan khusus saat kegiatan belajar mengajar, hanya yang membedakan mereka menulis dengan huruf braile. Kalau ada yang tidak dimengerti mereka akan bertanya. Selain itu, hubungan kekeluargaan di SMA Pertiwi memang sangat dekat, termasuk di antara para siswa sendiri yang selalu siap memberi bantuan apabila ada kurang paham materi pelajaran. Insya Allah mereka bisa menjalankan UNBK selama empat hari ini dengan lancar dan lulus dengan mendapat hasil memuaskan,\" ungkap Didi. (fik)

Tags :
Kategori :

Terkait