TRIPOLI - Pertempuran antara pemerintah Libya yang didukung PBB dengan pasukan pendukung Jenderal Khalifa Haftar di dekat ibu kota Tripoli menewaskan 32 orang dan membuat 50 lainnya luka serius. Menteri Kesehatan A\'hmid Omar mengonfirmasi, angka kematian terbaru itu dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Al-Ahrar Libya, pada Minggu malam waktu setempat. Pasukan Haftar sejauh ini menyatakan 14 pejuang mereka tewas. Bentrokan sengit terjadi pada Minggu (7/4) di dekat Tripoli. Bentrokan terjadi antara pejuang pro-Haftar dan pasukan yang setia kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional. Kedua pihak juga saling melancarkan serangan udara beberapa hari setelah Haftar melancarkan serangan pada Kamis lalu untuk merebut Tripoli. Bentrokan itu terjadi kendati PBB dan Amerika Serikat (AS) sudah menyerukan gencatan senjata yang mendesak demi mengevakuasi warga sipil. Pasukan Pro-GNA mengumumkan serangan balasan bernama Volcano of Anger. \"Operasi itu ditujukan untuk membersihkan kota di Libya dari pasukan penyerang dan tidak sah,\" kata juru bicara Pasukan Pro-GNA, Kolonel Mohamed Gnounou, Senin (8/4). Libya porak poranda akibat perpecahan sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 yang menewaskan diktator Moamer Kadhafi. Kini pemerintahan dan kelompok-kelompok bersenjata bersaing untuk mendapatkan kekuasaan dan kendali atas minyak negara itu. Serangan terbaru pro-Haftar ini diyakini, menjadi ancaman yang bisa menjerumuskan negara itu ke dalam perang saudara. Bentrokan juga menggagalkan upaya diplomatik untuk menemukan solusi bagi krisis Libya. (der/cnn/fin)
Krisis Libya, 32 Orang Tewas
Rabu 10-04-2019,06:36 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :