“Penjahat” Lama Masih Mendominasi Tarkam Road Bike CIAMIK

Senin 06-05-2019,11:05 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON - Pehobi sepeda balap yang tergabung dalam wadah Road Bike Ciayumajakuning (RB CIAMIK) kemarin (5/5) menggelar Tarkam (istilah sparing sprint, red), menutup sesi gowes bareng jelang puasa. Bertitel Tarkam Medimas, start dimulai dari halaman RS Medimas dan finis di Gedung Perundingan Linggarjati, Kuningan. Jarak memang terbilang pendek yakni 15 kilometer, namun dengan rute tanjakan dengan elevasi 484 meter cukup memberi tantangan tersendiri bagi pembalap. Trek yang terus naik membuat beberapa pembalap terlihat kedodoran, tapi semuanya mencapai garis finis. Namanya juga Tarkam. Tidak berpanitia, tidak resmi dan tidak pake acara start serius. Para pembalap mulai mengambil start semu dari awal di titik kumpul dan memulai beradu cepat di tanjakan Plangon, Sumber. Modalnya rasa saling percaya antarpembalap yang dari namelist-nya cukup banyak, yakni 58 orang. Meski tak resmi, namun jauh-jauh hari para anggota CIAMIK memang memandang serius namun santai ajang ini. Jauh-jauh hari persiapan pun kerap dilakukan para pembalap minimal yang junior bisa berlatih mengasah kemampuan dan untuk senior atau pehobi saja bisa sambil menjaga performa. Persiapan dimulai dari sepeda yang ditunggangi hingga persiapan lainnya seperti menjaga stamina dengan asupan nutrisi yang tidak kalah pentingnya. Seperti yang dialami Aby Rahman, salah seorang anggota CIAMIK. Sepeda yang akan ditungganginya harus sangat nyaman untuk bersaing di Tarkam ini. Sehingga, ada masalah sedikit pada wheelset sepeda di hari sebelumnya, buru-buru dia perbaiki. Masukan demi masukan didengarnya, hingga pada kesimpulan, sepedanya mesti di-setting ulang kabel rem dan wheelset kesayangannya. Persiapan pun kerap dilakukan bukan hanya segi teknis, non teknis seperti aturan main, medali dan plakat, sudah disepakati oleh para anggota jauh-jauh hari oleh sang koordinator, Kriswo. “Sebelumnya sudah rembukan di grup WhatsApp, aturan tidak tertulis, tapi tahu sama tahu,” ujar anggota CCC ISSI Kabupaten Cirebon ini. Dibagi ke dalam tiga kriteria umur, di antaranya Under 40, Over 40 dan Over 55, para pemburu “gelar” dan “rekor” bersaing untuk siap menjadi “penjahat” (istilah bagi pembalap unggulan) atau minimal tidak terlalu jauh jarak dari para unggulan. Dan hasilnya memang “penjahat” lama masih mendominasi. Di kelas Under 40 misalnya. Kriswo sang kordinator pun tetap menjadi unggulan. Andai saja sepatunya tidak bermasalah, bisa jadi dirinya memang “penjahat” betulan di Tarkam (5/5). Sayang, di pertengahan jalan, lajunya tertahan beberapa detik karena memperbaiki sepatunya sehingga disalip oleh Syarif yang menyentuh garis finis dengan catatan waktu 48 menit 30 detik. Kriswo sendiri mencatatkan waktu 50 menit 00 detik. Sementara di posisi ketiga ditempati Bagus dengan catatan waktu 50 detik 36 detik. Di kelas Over 40, Rahmat menempati posisi pertama (51,13), disusul Wanbo (51,35) dan di posisi ketiga ditempati Pardowi (52,56). Untuk kelas Over 55, Arief menempati posisi pertama (57,45), sementara Maun dan Dadang menyusul masing-masing di posisi dua dan tiga. Menurut Ketua ISSI Kota Cirebon, Audy Hadiwijaya, ajang seperti Tarkam Road Bike seperti ini jangan dianggap seperti balapan liar. Malah dia beranggapan ini kegiatan positif. “Disamping menjadi ajang silaturahmi antarpecinta sepeda balap Ciayumajakuning, juga mengapresiasi pembalap yang lebih kuat dan menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kemampuan. Tetapi unsur fun-nya pun tetap dipertahankan karena dengan ini, yang lain tetap bisa bergabung dan menikmati ajang ini,” katanya. (sah)

Tags :
Kategori :

Terkait