Boeing Sembunyikan Permasalahan 737 Max

Rabu 08-05-2019,23:32 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

WASHINGTON - Boeing Co disebut menyembunyikan informasi soal tak bekerjanya salah satu alat peringatan di kokpit pesawat Boeing 737 MAX 8 selama setahun lebih. Dalam pernyataan yang dirilis hari Minggu (5/5), perusahaan Boeing ternyata sejak lama sudah mengetahui ada kesalahan pada sistem peringatan dini MCAS yang dipasang di pesawat Boeing 737 Max. Namun, informasi tentang masalah itu tidak diteruskan kepada badan pengawas lalu lintas udara yang mengawasi keamanan penerbangan. Boeing sekarang mengakui, para insinyurnya telah mendeteksi kesalahan sistem peringatan itu pada bulan Mei tahun 2017, hanya beberapa bulan setelah pesawat Boeng 737 MAX mulai dikirim kepada maskapai pembeli. Penjelasan mengenai persoalan tersebut, baru dijelaskan kepada kalangan industri dan pejabat negara selepas kecelakaan penerbangan Lion Air JT610 yang menggunakan pesawat jenis itu di Indonesia pada Oktober 2018 lalu. Dilansir laman Associated Press pada Selasa (7/5), fitur keamanan yang bermasalah semacam lampu yang dimaksudkan untuk memperingatkan pilot saat dua sensor pembaca angle of attack (AOA) alias sudut serang pesawat menunjukkan informasi yang tak sesuai. Para insinyur di Boeing sudah menyadari, pada 2017 bahwa sistem peringatan tersebut hanya dapat menyala jika maskapai membeli fitur opsional yang dijual terpisah. Fakta itu disembunyikan Boeing dari regulator penerbangan Amerika Serikat, hingga kemudian terjadinya kecelakaan di Indonesia. Sensor AOA yang termasuk bagian sistem otomatis pencegahan kehilangan daya atau maneuvering characteristics augmentation system (MCAS) diketahui mengalami malfungsi saat penerbangan JT610 mengalami kecelakaan di Indonesia. Demikian juga, ketika lima bulan kemudian kecelakaan yang melibatkan Boeing 737 MAX 8 kembali terjadi di Addis Ababa, Etiopia. Dalam kedua kecelakaan tersebut, dua sensor pesawat tak berkesuaian dan menyebabkan deteksi keliru bahwa pesawat tengah menanjak dan akan kehilangan daya angkat. Meski telah coba dibenarkan oleh masing-masing pilot, MCAS terus mengarahkan hidung pesawat menukik ke bawah. Dalam kedua penerbangan itu, pilot tak berhasil mengambil alih kendali pesawat. Total 346 orang meninggal dalam dua kecelakaan tersebut. Meski demikian, sejauh ini belum ada kesimpulan dari otoritas penerbangan AS bahwa keberadaan lampu peringatan bisa mencegah terjadinya kecelakaan Lion Air JT610 maupun ET-320 di Etiopia. Juru bicara Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) menyatakan, bahwa mereka pertama kalinya diberitahukan oleh Boeing soal lampu peringatan yang tak menyala itu selepas kecelakaan Lion Air di Indonesia. Juru bicara juga menyatakan, bahwa indikator kokpit yang tak berfungsi tanpa alat tambahan itu hanya risiko kecil yang berpotensi membahayakan penerbangan. \"Meski begitu, jika Boeing mengomunikasikan persoalan itu lebih cepat dengan maskapai penerbangan bisa jadi megurangi atau menghilangkan faktor kebingungan (pilot),\" tulis juru bicara FAA. Pihak Boeing juga menyatakan, persoalan sistem peringatan yang memerlukan fitur tambahan agar dapat bekerja muncul saat perangkat lunak dipasang di pesawat. Kendati demikian, pihak Boeing menolak memberitahukan nama vendor perangkat lunak tersebut. Dalam pernyataan tersebut, pihak Boeing menyatakan, karena lampu peringatan tersebut tak memengaruhi keselamatan, perusahan itu memutuskan untuk memutuskan koneksi dari indikator tambahan. Artinya, pada seluruh produksi 737 MAX mendatang, lampu peringatan dijanjikan bisa menyala tanpa harus diimbuhi perangkat tambahan. Brandy King, juru bicara Southwest Airlines, operator terbesar 737 MAX, menyatakan lampu peringatan yang tak menyala disampaikan dalam manual, sebagai fitur standar seperti variasi lama 737 lainnya. Kendati demikian, selepas kecelakaan Lion Air, kata King, Boeing memberitahukan bahwa lampu peringatan kesalahan pembacaan AOA itu tak bisa bekerja tanpa indikator AOA tambahan. \"Atas pemberitahuan tersebut, Southwest kemudian membeli fitur tambahan tersebut. Fitur tambahan itu memungkinkan diaktifkannya peringatan ketaksesuaian pembacaan awal tahun ini,\" katanya. Ia menggambarkan, baik fitur lampu peringatan maupun tambahan yang memungkinkannya bekerja merupakan sistem informasi tambahan bagi pilot yang menjalankan penerbangan. Indikator itu dirancang untuk memberitahukan kepada pilot semisal pembacaan posisi hidung pesawat mengalami ketaksuseuaian. Dengan begitu, pilot bisa menganggap informasi dari sistem otomatis tak bisa diandalkan. Dilansir Wall Street Journals, Boeing juga baru memperingatkan sejumlah maskapai terkait persoalan lampu peringatan tersebut dalam waktu yang tak bersamaan. Hal yang disampaikan Boeing serupa bahwa lampu peringatan soal pembacaan AOA tak bekerja pada kebanyakan produksi 737 MAX. Lampu peringatan itu sedianya akan memberikan pilot perangkat keselamatan tambahan jika sistem pencegahan kehilangan daya angkat pesawat (MCAS) salah membaca sudut pesawat. Beberapa maskapai yang memesan 737 MAX sekarang sedang menyiapkan gugatan ganti rugi terhadap Boeing. Beberapa keluarga korban juga sudah memasukkan gugatan di pengadilan AS. Lion Air hingga kini berusaha menghindari gugatan ganti rugi keluarga korban terhadap Boeing. Keluarga korban yang ingin mendapat uang kompensasi harus menandatangani pernyataan bahwa mereka tidak akan menggugat Boeing dan semua mitra bisnisnya. \"Perusahaan angkat tangan perihal tindakan Boeing tersebut. Bahkan, Lion Air melimpahkan perkara ini sepenuhnya ke pihak Boeing. Perusahaan no comments. Boleh konfirmasi lebih lanjut ke pabrikan bersangkutan,\" kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro. (der/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait