Sejuk, Nyaman saat Beribadah Masjid Ash Shomad Terbuat dari Bambu, seperti Berada di Desa

Jumat 10-05-2019,19:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON- Hawa panas yang menyelimuti Kota Cirebon saat siang hari di bulan Ramadan membuat masyarakat yang mencari tempat yang nyaman dan sejuk untuk berteduh. Dan, di salah satu sudut Kota Cirebon, tepatnya di Jalan Suratno, Kecamatan Kejaksan, terdapat sebuah masjid yang hampir 75% material bangunanya terbuat dari bambu. Masjid itu bernama Masjid Ash Shamad. Berada di pusat kota, masjid ini cukup nyaman dan sejuk. Padahal masjid ini berada di tengah Kota Cirebon yang dikenal panas. Selain karena dikelilingi oleh 7 pohon besar yang cukup rindang, arsitektur masjid juga membuat pengunjung merasa sedang berada di desa. Salah satu pengunjung yang ditemui usai melaksanakan Salat Duhur, Fatnur Rohman (21), merasa kagum dengan arsitektur masjid ini. Ia merasa nyaman saat menginjak Masjid Ash Shamad. “Meski masjidnya tidak terlalu besar tapi suasananya nyaman dan sejuk banget. Seperti tidak berada di tengah kota,” ungkapnya kepada Radar Cirebon, Kamis (9/5). Bangunan masjid ini berbentuk miring, searah dengan kiblat. Bagian bawah dinding dan tiang-tiang teras masjid terbuat dari batu apung yang dipotong dengan rapi. Bagian dinding, pintu, dan tiang-tiang terbuat dari bambu-bambu berbagai ukuran. Selain itu, bagian pintunya juga terbilang cukup unik dengan bagian atasnya berbentuk setengah lingkaran. Untuk pintu utama, terdapat dua buah daun pintu yang sama sekali tidak menggunakan engsel. Sedangkan pintu samping hanya satu buah daun pintu yang juga tanpa menggunakan engsel. Hampir semua bambu di masjid ini tidak menggunakan paku untuk merekatkannya, melainkan dengan anyaman rotan yang cukup kokoh. Sehingga, masjid ini terlihat rapi. Bagian langit langit atap pun terbuat dari bambu-bambu yang direkatkan dengan anyaman rotan. Sedangkan bagian atapnya terbuat dari anyaman bambu, dan di bagian atasnya menggunakan rumbai-rumbai ala rumah-rumah pedesaan. Keunikan lain dari masjid ini terletak pada hiasan-hiasan di dalamnya yang terbuat dari kerajinan kerang. Seperti pada bagian lampu gantung, bagian mimbar, serta gambar hiasan di bagian depan masjid yang membentuk lafaz Allah di bagian kanan dan lafaz Muhammad di bagian kiri, yang dikelilingi dengan gambar bambu dari kerajinan kerang. Masjid ini kerap digunakan untuk salat 5 waktu, Salat Jumat, dan Salat Tarawih seperti saat Ramadan saat ini. Di salah satu sisi terdapat semacam tempat yang bisa digunakan untuk kegiatan mengaji. Menurut pemilik Masjid As shomad, Watid Syahriar, ia memang sengaja mendirikan masjid yang hampir semuanya terbuat dari bambu. Bambu yang digunakan sebagai bahan masjid tersebut adalah jenis Betung yang didatangkan dari Majalengka. “Bambu itu dikenal kuat kokoh dan awet. Makanya saya menggunakan bambu dalam pembuatan masjid ini,” jelas pria yang juga merupakan anggota Komisi II DPRD Kota Cirebon tersebut. Masjid Ash Shamad sengaja diciptakan dengan gaya arsitektur yang unik dengan elemen berbahan dasar alam dengan harapan membuat para pengunjung nyaman dan tenang. Politisi Nasdem itu sudah mempertimbangkan arsitekturnya, baik dari segi bahan dan kearifan lokal setempat. Beberapa di antaranya adalah kayu, bambu, dan batu. “Kalau yang kayu sudah ada, yakni Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Kasepuhan, kemudian masjid berbahan batu sudah ada yaitu Masjid Bata Merah Panjunan. Nah, bambu yang belum ada, sehingga saya menggagas dari bamboo,” pungkasnya. (awr)

Tags :
Kategori :

Terkait