JAKARTA-Penerbangan calon jamaah haji (calhaj) asal Jawa Barat pada Juli 2019 melalui Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Kebijakan ini diambil dalam Rakor Kesiapan Bandara Kertajati untuk Pelaksanaan Haji dan Umrah di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (10/5).
Rapat dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Asisten Daerah Bidang Hukum dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Dauh Achmad, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari, serta Direktur Keuangan dan Umum PT BIJB Muhamad Singgih.
Dalam rapat itu, diketahui jika Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menghitung jumlah kloter yang dapat berangkat dari Bandara Kertajati. Untuk jamaah haji asal Jawa Barat sendiri berjumlah 20 kloter atau sekitar 4 ribu jamaah.
Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan dimulainya penerbangan haji via Kertajati akan memengaruhi rotasi pesawat dan slot penerbangan di Bandara Soekarno Hatta. Hal ini juga berdampak pada pengurangan beban Bandara Soekarno-Hatta. “Jadi nanti akan ada sebagian slot penerbangan dari Bandara Seokarno-Hatta (pindah) ke Bandara Kertajati,” ucap Budi.
Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendukung penuh penggunaan Bandara Kertajati untuk penerbangan haji dan umrah. Namun, Lukman menyebut beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satu yang disoroti adalah ketersediaan asrama haji.
Lukman mengatakan asrama haji bukan hanya berfungsi sebagai tempat penginapan, tetapi juga tempat karantina calon jamaah haji. Untuk itu asrama haji harus steril serta mempunyai kelaikan sistem untuk standar pelayanan dan penyelenggaraan ibadah haji. “Asrama tak hanya untuk nginap, tapi perlu ada aula besar untuk menghimpun semua jamaah haji,” jelas Lukman.
Sementara usai rapat, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyebutkan Bandara Kertajati akan dipakai untuk penerbangan dan embarkasi haji mulai tahun ini. Hal ini sesuai dengan kesepakatan tiga menteri yakni Menko Bidang Kemaritiman, Menteri Agama dan Menteri Perhubungan. Sebagai bentuk tindak lanjut, Uu menyebut pihaknya akan menggelar rapat koordinasi dengan Gubernur Ridwan Kamil dan pihak terkait pada Senin lusa (13/5).
Ia menyebutkan, selama ini Pemprov Jabar bersama operator BIJB sudah mempersiapkan sarana pendukung untuk penerbangan haji. Ada dua alternatif lokasi yang bisa digunakan sebagai asrama. Yakni asrama haji dan hotel di Majalengka dan Cirebon. “Artinya penginapan untuk calon jamaah haji sudah tidak bermasalah. Tinggal putuskan apakah di Cirebon atau Majalengka,\" ujar wagub.
Selain soal haji, rapat tersebut juga memutuskan jika penerbangan umrah untuk warga Jabar bagian timur dari BIJB Kertajati akan ditingkatkan. “Kita bahas haji dan umrah melalui Kertajati. Jadi sudah diputuskan semua haji dan umrah untuk Jawa Barat bagian timur. Jadi itu ada Majalengka, Subang, Indramayu, Cirebon, Tasikmalaya, Ciamis itu ke sana (melalui Kertajati, red),” terang Uu.
Mengenai keputusan ini, operator Bandara Kertajati menyatakan kesiapannya untuk melayani penerbangan haji dan umrah mula. Direktur Keuangan dan Umum PT BIJB Muhamad Singgih menuturkan, secara teknis dari sisi penerbangan runway 3.000 meter sudah dapat digunakan. Namun, pihak BIJB masih menunggu sertifikasi kelaikan.
Bila sertifikat runway sudah diterbitkan, maka Kertajati dapat melayani penerbangan langsung Kertajati-Madinah atau Kertajati-Jeddah. “Runway yang (sepanjang) 3.000 sedang menunggu sertifikasi, tapi akan cepat. Jadwalnya Juni (2019) selesai untuk sertifikasi penggunaan runway yang 3.000 meter,” jelas Singgih.
Terpisah dihubungi via pesan WhatsApp, Sekretaris Perusahaan PT BIJB Arief Budiman menyebutkan pihaknya menyambut baik keputusan pemerintah tersebut. Pasalnya, keputusan yang dibuat tiga menteri itu merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan trafik di Bandara Kertajati, selain pemindahan rute penerbangan luar Jawa dari Bandara Husein Sastranegara.
“Saat ini BIJB dan AP II (Angkasa Pura II) fokus menyiapkan segala fasilitas di bandara untuk mengantisipasi jumlah penumpang yang akan terbang dari Kertajati, baik itu jamaan haji, umrah, maupun penumpang komersial,\" jelasnya kepada Radar Cirebon.
Sebelumnya, wacana penerbangan haji via Bandara Kertajati sempat menjadi bahasan saat Predisen Joko Widodo berkunjung ke Majalengka sebelum melakukan kampanye di Cirebon pekan pertama April lalu. Kala itu, Presiden Jokowi berdiskusi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Bupati Majalengka Karna Sobahi.
Dalam perbincangan itu disebutkan jika lantai 2 area Bandara Kertajati akan disiapkan sebagai asrama transit calhaj menunggu penerbangan. Lantai dua area Bandara Kertajati disebut Karna bisa menampung 400 hingga 500 jamaah untuk beristirahat.
Sementara dalam kegiatan pra manasik haji di lantai 3 BIJB akhir April lalu, Kepala Kemenag Kabupaten Majalengka DR H Yayat Hidayat MAg menyebut pihaknya sangat menantikan penerbangan haji via BIJB. “Kami sangat bahagia bila pemerintah pusat memutuskan penerbangan haji tahun ini dari BIJB. Dan untuk embarkasi haji, sementara bisa menggunakan lantai 2 BIJB. Tapi apapun keputusan pemerintah pusat, kami siap untuk melaksanakannya,” jelasnya. (azs/ara)