AUXERRE - Gol sepertinya masih enggan menghampiri Real Madrid. Itu tampak ketika Cristiano Ronaldo dkk menantang AJ Auxerre di matchday kedua Liga Champions, dini hari kemarin. Meski mendominasi laga dan menciptakan cukup banyak peluang, hanya satu gol yang dicetak anak buah Jose Mourinho. Mereka membutuhkan gol Angel di Maria di menit ke-81 untuk memetik kemenangan supertipis, 1-0.
Meski mepet, penggawa Los Blancos -sebutan Real- tetap happy dengan kemenangan di kandang Auxerre. Sebab, tambahan tiga angka mengirim Real ke puncak klasemen Grup G dengan enam poin. Poin itu semakin berharga karena rival terberat Real, AC Milan yang tertahan di kandang Ajax Amsterdam.
“Kami sangat gembira. Kami memenangkan dua laga sekarang, dan kemenangan sangat penting karena Milan imbang. Apalagi, mengalahkan Auxerre sangat sulit,” jelas Gonzalo Higuain, striker Real, kepada AS.
“Ketika gol harus datang, mereka akan datang. Kami masih tenang meskipun kami berharap bisa menang dengan skor lebih besar,” imbuhnya.
Sebenarnya, permainan Los Blancos tidak jauh beda dengan laga-laga sebelumnya. Performa Ronaldo dan Higuain menjadi ancaman utama di kotak penalti Auxerre, tapi masih kesulitan menjebol gawang Olivier Sorin. Namun, hasil itu masih lebih baik dari laga sebelumnya, ketika Real gagal menjebol gawang Levante meski menciptakan sekitar 31 peluang.
“Ada pertandingan yang sangat menyedihkan, di mana kami mendapat 15 tendangan ke gawang, tapi tidak mencetak satu gol pun, seperti saat ditahan imbang Mallorca (29/8) dan Levante (25/9). Jadi, ini lebih memuaskan,” jelas Mourinho. “Publik berpikir kami tidak pantas menang karena tidak mencetak gol terlalu banyak. Tapi malam ini (kemarin, red) saya bermain dengan cara sendiri dan kami menang,” tegasnya.
Ya, Real memang baru berhasil mencetak gol setelah Mourinho menerapkan kebijakan pragmatis. Pada setengah jam terakhir, alih-alih menambah striker demi meningkatkan daya gedor, dia justru memperkuat lini tengah. Tercatat, Mesut Ozil masuk menggantikan Karim Benzema, dan Mahamadou Diarra mengganti Higuain. Hanya di Maria yang dimasukkan demi menggantikan Lassana Diarra yang sudah habis.
Pergantian itu ternyata efektif. Real jauh lebih kuat di tengah, dan lebih banyak memenangi perebutan bola. Aliran umpan ke depan pun lebih lancar. Sembilan menit jelang pertandingan usai, crossing panjang Arvalo Arbeloa dari sayap kanan disambut Di Maria. Setelah mengontrolnya dengan dada, Di Maria melepaskan tendangan keras yang mengecoh Sorin. “Ini laga yang sangat sulit, tapi kami menang karena taktik saya lebih berhasil daripada taktik Auxerre,” kata Mourinho.
“Awalnya, mereka memegang kontrol penuh di sektor tengah. So, saya pikir kami akan menang kalau mengambil alih kendali di sana,” papar pelatih asal Portugal itu.
Kubu tuan rumah jelas sangat tidak puas dengan kekalahan di depan pendukungnya sendiri. Menurut pelatih Jean Fernandez, mereka sangat tidak beruntung, karena gol Di Maria terjadi ketika timnya tidak dalam keadaan tertekan. Di samping itu, defense yang digalang anak buahnya sangat baik, dan tidak pantas kebobolan di saat yang begitu krusial.
“Kami harus pontang-panting mengejar bola di babak pertama, tapi di babak kedua kami main lebih bagus. Kami menciptakan beberapa peluang,” sesal Fernandez kepada Goal. “Kami kebobolan saat sedang dalam situasi nyaman. Kalau melihat laga secara keseluruhan, saya pikir kami pantas mendapat hasil imbang,” lanjutnya.
Satu hal yang sangat disesali pelatih 55 tahun itu, anak buahnya juga membuang cukup banyak kans mencetak gol. “Kami sempat mencuri bola dari heading defender Real, tapi masih membentur mistar. Kalau itu jadi gol, pasti jalannya laga akan banyak berubah. Anak-anak bermain bagus saat menghadapi tim sebesar Milan dan Real. Saya jadi tidak terlalu menyesal,” beber Fernandez.
Auxerre menjadi juru kunci klasemen sementara Grup G lantaran belum memetik satu poin pun. Satu-satunya kesempatan mencuri poin adalah dari Ajax, yang sedang mengalami krisis pemain. Namun, tetap saja itu bukan tugas mudah. (na/mid)
AUXERRE - Gol sepertinya masih enggan menghampiri Real Madrid. Itu tampak ketika Cristiano Ronaldo dkk menantang AJ Auxerre di matchday kedua Liga Champions, dini hari kemarin. Meski mendominasi laga dan menciptakan cukup banyak peluang, hanya satu gol yang dicetak anak buah Jose Mourinho. Mereka membutuhkan gol Angel di Maria di menit ke-81 untuk memetik kemenangan supertipis, 1-0. Meski mepet, penggawa Los Blancos -sebutan Real- tetap happy dengan kemenangan di kandang Auxerre. Sebab, tambahan tiga angka mengirim Real ke puncak klasemen Grup G dengan enam poin. Poin itu semakin berharga karena rival terberat Real, AC Milan yang tertahan di kandang Ajax Amsterdam. “Kami sangat gembira. Kami memenangkan dua laga sekarang, dan kemenangan sangat penting karena Milan imbang. Apalagi, mengalahkan Auxerre sangat sulit,” jelas Gonzalo Higuain, striker Real, kepada AS. “Ketika gol harus datang, mereka akan datang. Kami masih tenang meskipun kami berharap bisa menang dengan skor lebih besar,” imbuhnya. Sebenarnya, permainan Los Blancos tidak jauh beda dengan laga-laga sebelumnya. Performa Ronaldo dan Higuain menjadi ancaman utama di kotak penalti Auxerre, tapi masih kesulitan menjebol gawang Olivier Sorin. Namun, hasil itu masih lebih baik dari laga sebelumnya, ketika Real gagal menjebol gawang Levante meski menciptakan sekitar 31 peluang. “Ada pertandingan yang sangat menyedihkan, di mana kami mendapat 15 tendangan ke gawang, tapi tidak mencetak satu gol pun, seperti saat ditahan imbang Mallorca (29/8) dan Levante (25/9). Jadi, ini lebih memuaskan,” jelas Mourinho. “Publik berpikir kami tidak pantas menang karena tidak mencetak gol terlalu banyak. Tapi malam ini (kemarin, red) saya bermain dengan cara sendiri dan kami menang,” tegasnya. Ya, Real memang baru berhasil mencetak gol setelah Mourinho menerapkan kebijakan pragmatis. Pada setengah jam terakhir, alih-alih menambah striker demi meningkatkan daya gedor, dia justru memperkuat lini tengah. Tercatat, Mesut Ozil masuk menggantikan Karim Benzema, dan Mahamadou Diarra mengganti Higuain. Hanya di Maria yang dimasukkan demi menggantikan Lassana Diarra yang sudah habis.Pergantian itu ternyata efektif. Real jauh lebih kuat di tengah, dan lebih banyak memenangi perebutan bola. Aliran umpan ke depan pun lebih lancar. Sembilan menit jelang pertandingan usai, crossing panjang Arvalo Arbeloa dari sayap kanan disambut Di Maria. Setelah mengontrolnya dengan dada, Di Maria melepaskan tendangan keras yang mengecoh Sorin. “Ini laga yang sangat sulit, tapi kami menang karena taktik saya lebih berhasil daripada taktik Auxerre,” kata Mourinho. “Awalnya, mereka memegang kontrol penuh di sektor tengah. So, saya pikir kami akan menang kalau mengambil alih kendali di sana,” papar pelatih asal Portugal itu. Kubu tuan rumah jelas sangat tidak puas dengan kekalahan di depan pendukungnya sendiri. Menurut pelatih Jean Fernandez, mereka sangat tidak beruntung, karena gol Di Maria terjadi ketika timnya tidak dalam keadaan tertekan. Di samping itu, defense yang digalang anak buahnya sangat baik, dan tidak pantas kebobolan di saat yang begitu krusial. “Kami harus pontang-panting mengejar bola di babak pertama, tapi di babak kedua kami main lebih bagus. Kami menciptakan beberapa peluang,” sesal Fernandez kepada Goal. “Kami kebobolan saat sedang dalam situasi nyaman. Kalau melihat laga secara keseluruhan, saya pikir kami pantas mendapat hasil imbang,” lanjutnya. Satu hal yang sangat disesali pelatih 55 tahun itu, anak buahnya juga membuang cukup banyak kans mencetak gol. “Kami sempat mencuri bola dari heading defender Real, tapi masih membentur mistar. Kalau itu jadi gol, pasti jalannya laga akan banyak berubah. Anak-anak bermain bagus saat menghadapi tim sebesar Milan dan Real. Saya jadi tidak terlalu menyesal,” beber Fernandez. Auxerre menjadi juru kunci klasemen sementara Grup G lantaran belum memetik satu poin pun. Satu-satunya kesempatan mencuri poin adalah dari Ajax, yang sedang mengalami krisis pemain. Namun, tetap saja itu bukan tugas mudah. (na/mid)