Jalur Alternatif Rajagaluh-Leuwimunding Padat

Sabtu 18-05-2019,10:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

MAJALENGKA–Ruas jalur Prapatan menuju Rajagaluh saat bulan Ramadan menjadi langganan disesaki oleh sejumlah pengendara yang ngabuburit. Seperti terjadi Kamis (16/5), kawasan tersebut terpantau padat merayap bahkan sesekali menimbulkan kemacetan. Warga setempat, Amir mengatakan sering menimbulkan kemacetan pada akses alternatif Majalengka-Cirebon ini akibat kondisi jalannya sempit. Sedangkan volume kendaraan roda dua maupun roda empat mulai bergerumbul pada bulan ramadan. “Imbasnya jalan menjadi macet. Apalagi setiap sore hari atau tradisi ngabuburit sering dilakukan masyarakat untuk menunggu tiba buka puasa,” katanya. Pengendara sepeda motor, Abeng mengakui jika kawasan tersebut memang menjadi salah satu tempat di Majalengka untuk ngabuburit. Bahkan selain masyarakat setempat yang datang, juga banyak diantaranya warga dari kecamatan dan kabupaten lain. Dirinya memang sering datang kelokasi itu untuk sekedar ngabuburit. Selebihnya membeli takjil untuk berbuka puasa keluarganya. \"Saya datang bersama teman-teman. Seringkali saya selalu ngabuburit di lokasi ini. Dari tahun-tahun yang lalu juga saya sering banget berkunjung kesini,\" ungkapnya. Dia mengungkapkan, kendati bukan menjadi objek wisata, namun dilokasi tersebut  menjadi daya tarik tersendiri dikarenakan pemandangan di lingkungan sekitar sangat indah. Selain mulai banyaknya warga yang menyewakan sarana dan prasarana hiburan seperti kuda renggong dan media hiburan lainnya bagi anak-anak. Pantauan Radar Majalengka, suasana ramainya jalan tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah pedagang kaki lima (PKL). Beragam jenis menu buka puasa makanan dan minuman ringan, banyak dimanfaatkan para pedagang yang menyesaki disetiap samping ruas jalan. Mulai bekal takjil seperti minuman es kelapa muda, es campur buah hingga makanan seperti kolak terpantau ada. Salah seorang pedagang es kelapa muda, mengaku mendapat keuntungan yang cukup besar dari hasil penjualannya. Jika hari-hari biasa, dia hanya mampu mendapatkan Rp40-Rp50 ribu per harinya. Berbeda dengan bulan puasa kali ini yang mampu meraup keuntungan sebanyak Rp140 sampai Rp150 ribu per harinya bahkan sampai lebih. Sementara itu, pihak kepolisian Sektor Leuwimunding juga tidak luput dari monitor kejalur tersebut. Selain untuk mengatur arus lalu lintas juga, guna mengantisipasi adanya pengendara sepeda motor ugal-ugalan yang dinilai sangat membahayakan dan mengganggu para pengendara lainnya. \"Tingginya lalu lintas dijalur ini memang menjadi tradisi atau langganan setiap bulan Ramadan tepatnya sore hari saat warga ngabuburit. Kami mengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan terutama dititik pertemuan arus tepatnya di tugu Leuwimunding. Di lokasi ini juga ada tempat perbelanjaan yang mengakibatkan tingginya aktivitas masyarakat,\" pungkasnya. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait