Setelah Legalisasi Nikah, LGBT Taiwan Berjuang Bisa Adopsi Anak

Selasa 21-05-2019,07:30 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

TAIPEI-Hujan masih saja mengguyur Taipei hingga kemarin (18/5). Namun, ribuan orang yang berdiri di depan gedung parlemen tak beranjak dari tempatnya. Mereka adalah para pendukung LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) yang menanti voting perubahan undang-undang tentang pernikahan. Mereka langsung bersorak saat hasil pemungutan suara keluar. Parlemen Taiwan menyetujui pelegalan pernikahan sesama jenis. \"Bagi saya, keputusan ini tidak 100 persen sempurna. Tapi, masih cukup baik untuk komunitas gay karena di dalamnya ada definisi hukum yang jelas,\" ujar Elias Tseng, salah seorang pendeta gay yang ikut menanti di depan gedung parlemen Taiwan. Voting bertepatan dengan peringatan hari internasional melawan homophobia, transphobia, dan biphobia yang jatuh pada 17 Mei. Sebanyak 66 legislator mendukung amandemen Undang-Undang Pernikahan itu. Hanya 27 yang menolak. Mayoritas yang mendukung adalah anggota Partai Progresif Demokratik. Keputusan itu membuat golongan konservatif berang. Tapi, mereka tak bisa berbuat apa-apa. Dengan adanya amandemen tersebut, Taiwan menjadi negara pertama di Asia yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Dalam salah satu klausul disebutkan bahwa kini pasangan sesama jenis bisa mendaftarkan pernikahan mereka ke lembaga pemerintah secara resmi. Memang tidak langsung saat itu juga. Undang-undang yang diamandemen itu masih menunggu pengesahan dari Presiden Tsai Ing-wen agar segera diberlakukan. \"Ini adalah langkah besar menuju kesetaraan sejati yang membuat Taiwan menjadi negara yang lebih baik,\" ujar Tsai Ing-wen sebagaimana dikutip AFP. Sejatinya, golongan konservatif juga mengajukan rancangan undang-undang untuk dibahas di parlemen. Di dalamnya, mereka menolak sebutan pernikahan untuk orang sesama jenis. Mereka menyodorkan istilah hubungan keluarga sesama jenis atau penyatuan sesama jenis. Sayang, RUU itu tak meraup banyak dukungan. Amandemen UU Pernikaan tersebut bermula dari keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2017. Kala itu diputuskan bahwa pasangan sesama jenis punya hak untuk menikah secara resmi. Parlemen diberi waktu hingga dua tahun untuk melakukan perubahan undang-undang. Batas waktunya adalah 24 Mei. Di tanggal tersebut, pendaftaran pernikahan kaum LGBT bisa dilakukan. Aturan hukum yang baru tidak berlaku untuk pernikahan dengan orang asing. Mereka juga tidak bisa mengadopsi anak sesuka hati. Yang diperbolehkan adalah adopsi biologis. Yaitu, mengadopsi anak yang masih memiliki hubungan biologis dengannya. Para aktivis LGBT menyatakan, saat ini yang terpenting adalah pernikahan sesama jenis diakui lebih dulu. Ke depan, mereka akan berjuang agar bisa mengadopsi anak layaknya pasangan heteroseksual. \"Di Taiwan sebuah pernikahan baru resmi ketika didaftarkan. Jadi, mengizinkan pendaftaran pernikahan tidak diragukan lagi adalah pengakuan terhadap pernikahan itu sendiri,\" ujar pengacara hak-hak kaum LGBT Victoria Hsu. (afp/ful)

Tags :
Kategori :

Terkait