Diskon Tarif Listrik untuk Industri dan Bisnis

Kamis 06-06-2019,00:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

JAKARTA-Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberikan diskon tarif listrik untuk kalangan industri dan bisnis. Diskon diberikan sebesar 20,19 persen, yakni bagi pemakaian listrik golongan Industri 13 dan 14, serta Bisnis yang menggunakan tambahan pemakaian listrik di atas kWh baseline. General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Ikhsan Assad mengatakan diskon berlaku saat beban puncak maupun luar beban puncak yaitu 1 Juni 2019, pukul 00.00 WIB sampai dengan 9 Juni 2019, pukul 23.59 WIB. “Silakan untuk memanfaatkan diskon tarif industri dan bisnis ini,” ujar Ikhsan dalam keterangan resminya kepada Fajar Indonesia Network/FIN (Radar Cirebon Group). Sementara untuk pelanggan dengan layanan khusus, yakni pelanggan premium akan mendapatkan tambahan diskon sebesar lima persen. Diskon berlaku untuk pelanggan bisnis dan industri di Pulau Jawa. Ikhsan menuturkan, ada 3.230 pelanggan industri dan bisnis di wilayah kerja PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, yang diprioritaskan mendapat diskon gemerlap Lebaran ini sesuai dengan ketentuan, yaitu pemakaian di atas kWh baseline. “Pelanggan PLN di Jakarta dan sekitarnya yang kami prioritaskan, di antaranya stasiun, mal, apartemen, tower perkantoran, Indofood, Pertamina, PD Pasar Jaya, PT Sucaco, PT Astra International, SCTV, PT Trans Cibubur Property, dan masih banyak yang lainnya,” tutur Ikhsan dalam rilisnya. “Diskon ini sangat bagus untuk industri dan bisnis yang ingin meningkatkan jumlah produksi dan tetap beroperasi selama libur Lebaran. Seperti Jaya Ancol, yang akan ramai saat libur Lebaran itu juga sudah mendaftar,\" ujar dia lagi. Plh Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Dwi Aryo Abdullah memastikan pasokan listrik saat Lebaran akan aman. Sebab konsumsi listrik akan menurun karena banyak industri yang meliburkan diri. “Konsumsi terbesar itu adalah industri dan bisnis, seperti yang kita ketahui industri itu meliburkan karyawannya, sehingga mesinnya tidak beroperasi. Itulah yang mengakibatkan konsumsi listrik secara nasional akan turun,\" ujar Dwi. Dia memperkirakan pemaiakan listrik pada Ramadan dan Lebaran ini bisa turun sampai 15-20 persen. Sementara tingkat nasional turun 10-15 persen. “Secara nasional, beban di pemakaian masyarakat di saat Hari Raya Idulfitri itu kalau di Jawa-Bali turun 15-20 persen, kalau nasional 10-15 persen, sehingga cadangannya meningkat, baik katakanlah Sumatera, Kalimatan, Sulawesi, dan di beberapa pulau-pulau kecil,\" ujar dia. Lanjut dia, diperkirakan untuk lebaran, H-5 sampai H+5 perkiraannya konsumsi listrik turun, terutama di Jawa dapat turun hingga 17 ribu megawatt. Dwi menyebut penurunan signifikan itu meningkatkan reservasi PLN dari 30 persen, jadi 50 persen. “Tentunya yang tidak dioperasikan yang berbahan bakar minyak, gas, yang sesuai dengan kapasitasnya, dan itu bukan tidak bisa operasi, itu namanya di standby dingin,” jelas Dwi. Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto menuturkan, PLN mencatat pencapaian laba bersih sebesar Rp11,6 triliun pada 2018. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2017 yang harga sebesar Rp4,4 triliun. Peningkatan konsumsi listrik ditopang dari pertumbuhan penjualan, efisiensi operasi, serta dukungan pemerintah melalui Domestik Market Obligaton (DMO) batu bara baik harga maupun volume. Di samping itu, lanjut Sarwono, kinerja perusahaan juga membaik juga didukung penguatan kurs mata uang rupiah pada akhir tahun dan penurunan ICP dibanding triwulan ketiga 2018. “Untuk laba operasi sebesar Rp10,4 triliun menjadi Rp35,9 triliun atau meningkat 40,8 persen dibanding 2017,\" pungkas Sarwono. (din/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait