12 Kali Lebaran, Priyo 1 Kali Bisa Salat Id di Rumah

Kamis 06-06-2019,04:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Aktivitas angkutan terus mengalami lonjakan seiring dimulainya tradisi mudik. Itu terlihat hampir di seluruh moda transportasi. Di balik hiruk pikuk arus perpindahan manusia dari kota ke daerah itu, terdapat orang-orang yang rela berkorban untuk tidak mudik demi mudik orang lain. Salah satunya adalah Priyo Tegar Laksono, masinis kereta api di Stasiun Cirebon. Priyo hanya salah satu dari ribuan pegawai kereta api yang selalu gagal mudik atau tidak beruntung karena mendapatkan jadwal dinas saat Idul Fitri. Selain Priyo, para petugas kereta di bagian lainnya juga merasakan hal demikian. Mereka rata-rata berlebaran di stasiun, di dalam kereta, atau di stasiun tujuan. “Itu tergantung jadwalnya sih. Kadang kalau lagi rejeki ya kita off pas hari raya,” ucap Priyo saat ditemui Radar Cirebon di  Stasiun Cirebon. Selama 12 tahun atau sejak tahun 2007 berdinas di PT KAI, ia baru satu kali bisa menikmati Idulfitri di rumah. Meski tak lama, hanya cukup untuk Salat Id. Kemudian kembali berangkat ke stasiun. Mengantarkan penumpang kereta api ke kota tujuan. “Selebihnya tak pernah lebaran di rumah. Kadang di Jakarta, Semarang, pokoknya setiap Idul Fitri pasti dapat tugas,” ucap pria kelahiran Cirebon 14 Juni 1988 itu. Warga Desa Kebarepan, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, itu menceritakan awalnya dia tidak menyangka akan menjadi bagian dari PT KAI. Apalagi menjadi masinis. Sebab, sejak lulus dari SMKN 1 Cirebon pada tahun 2005 lalu, ia berkeinginan menjadi seorang pengusaha. Namun, rupanya garis hidup berkata lain. Ia yang sempat merantau dan bekerja sebagai satpam di salah satu kantor pos di Ciputat Tangerang Selatan. Tidak sengaja dipertemukan dengan pekerjaan yang ia geluti hingga kini. “Tidak sengaja. Waktu itu tahun 2007 kan ada lowongan. Saya coba dan saya mengirimkan dua surat lamaran. Satu saya kirim ke KAI Jakarta dan satunya kirim ke Cirebon. Memang waktu itu tiap Daop buka lowongan. Jadi akhirnya ngirim dua, mana aja yang dipanggil. Dan akhirnya dipanggillah di Cirebon,” Kenang anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Yoyo Subandriyo dan Iin Masinih itu.

Tags :
Kategori :

Terkait