CIREBON- Sejumlah warga Desa Ender bertemu perwakilan pelaku industri, pihak ESDM, dan dinas terkait di Kecamatan Pangenan, Kamis (20/6). Didampingi BPD dan Pemdes Ender, pertemuan itu membicarakan kekeringan yang melanda warga dari tiga dusun di Desa Ender yang sudah terjadi sebulan terakhir. Warga menuding, keberadaan industri menjadi salah satu penyebab utama semakin sulitnya mendapatkan air bersih dari dalam tanah. Bahkan, dalam audiensi tersebut, salah satu warga menyebut, ada ratusan rumah yang kesulitan air bersih berada di tiga dusun di Desa Ender. \"Dulu sebelum ada industri tidak begini. Sekarang kita kesulitan air. Pompa milik warga banyak yang tidak nyala. Sudah sebulan terakhir, kita ke sini untuk mendapatkan solusi,\" ujar Chudori, perwakilan warga yang juga menjabat sebagai anggota BPD Ender. Menurutnya, tidak hanya air untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Warga juga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pertanian. \"Ada ratusan rumah yang terdampak. Totalnya tiga dusun. Kami minta pihak industri menghentikan proses pengambilan air tanah karena hal ini sangat berdampak bagi keseharian warga,\" imbuhnya. Sementara itu, Analis Potensi SDA Cabang Dinas ESDM Wilayah VII Jawa Barat, Arif Budiman menyebut, butuh pendalaman secara komprehensif lagi untuk bisa menentukan penyebab kekeringan yang terjadi di Desa Ender tersebut. Pasalnya, saat ini laporan yang masuk ke ESDM terkait kejadian kekeringan, baru terjadi di Desa Ender. \"Wilayah lain belum ada laporan. Makanya, kita harus perdalam lagi. Penyebabnya apa, karena, di desa lain belum ada laporan. Belum lama ini begitu ada laporan, kita langsung turun, dan cek ke sumur pompa milik industri. Tinggi muka air ada di 15 sampai 18 meter, itu aman,\" jelasnya. Namun, diakuinya, ketika hendak melakukan pemeriksaan tingga muka air di rumah-rumah, sejumlah warga yang didatangi oleh ESDM tidak bersedia. Alasan khawatir pipanyan jatuh dan tidak ada yang bertanggung jawab. \"Dari warga yang kita datangi bersama pihak desa, menolak. Mereka tidak bersedia diukur. Ini yang membuat kita kesulitan mencari penyebab pasti kekeringan,\" jelasnya. Diakui Arif, untuk industri, yang dipermasalahkan warga justru pelaku usaha tersebut sudah menempuh izin. Tentu izin tersebut yang disyaratkan oleh pemerintah terkait pemanfaatan air tanah. Wilayah Ender, kata dia, masuk dalam lintasan cekungan air tanah Brebes-Tegal. Di mana, pemanfaatannya diperkenankan dengan syarat-syarat tertentu. \"Total ada tiga sumur pompa dan satu sumur injeksi. Semuanya berizin. Ini sudah sesuai dengan aturan,\" bebernya. Terpisah, Camat Pangenan, Bambang Setiadi mengatakan, dari audiensi tersebut akhirnya diambil kesimpulan bahwa tiga sumur yang ada saat ini untuk sementara waktu ditutup dan disepakati tidak beroperasi. Pihak industri, sambung dia, akan membeli air bersih dari luar untuk operasional perusahaan. \"Tadi sudah disepakati, untuk sementara waktu sumur bor milik pabrik ditutup,\" ungkapnya. Kuwu Desa Ender, Iwan Sofwan menjelaskan, dalam persoalan ini, pihak pemdes meminta solusi terbaik untuk warganya. Dia pun akan dengan senang hati membuka dialog dengan dinas atau pihak manapun asalkan persoalan air untuk warganya terselesaikan. “Kalau kami permintaannya sederhana. Apapun yang disepakati, warga harus dapat solusi terbaik. Prioritas kami adalah warga karena pemdes ada untuk melayani warga,” pungkasnya. (dri)
Kekeringan, Warga Protes Pelaku Industri
Jumat 21-06-2019,15:00 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :