KPK Dalami Peran Priyo

Senin 03-06-2013,10:56 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Sidang suap pengurusan anggaran proyek pengadaan Alquran dan Lab Komputer di Kementerian Agama (Kemenag) dengan terdakwa Zulkarnaen Djabar dan anaknya Dendy Prasetya memang sudah berakhir. Namun, ke mana saja aliran uang haram belum sepenuhnya terungkap. Termasuk dugaan ke Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. KPK sendiri sampai saat ini masih mencari bukti-bukti untuk memvalidasi aliran dana yang muncul di persidangan. Sebab, lembaga pimpinan Abraham Samad itu tidak menelan mentah-mentah fakta di persidangan begitu saja. \"Semua informasi yang terkait dengan terdakwa akan didalami KPK,\" kata Johan Budi. Nah, validasi itu untuk mengetahui apakah informasi yang beredar memiliki nilai kebenaran atau tidak. Tidak hanya soal Priyo, pendalaman itu juga berlaku untuk nama-nama lain yang disebut dalam persidangan. Seperti Fahd El Fouz yang saat ini menjadi terpidana untuk kasus dana pembangunan infrastruktur daerah (DPID) Seperti diketahui, dalam persidangan Kamis (30/5) majelis hakim menyampaikan dalam fakta persidangan ada beberapa nama yang disebut kecipratan uang. Khusus untuk Priyo, dalam pengadaan Alquran yang bernilai Rp31,2 miliar dia mendapat 1 persen. Sedangkan untuk pengadaan Alquran yang bernilai Rp22 miliar, Priyo mendapat 3,5 persen. Dari fakta persidangan juga ada rekaman antara Zulkarnaen dengan salah satu tersangka, yakni Fahd El Fouz. Ada komunikasi yang menanyakan apakah fee untuk ketua sudah atau belum. Belakangan fakta di persidangan menyebut kalau ketua itu adalah Priyo Budi Santoso yang menjabat sebagai ketua Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR). Belakangan, nama Priyo kembali ramai karena tiba-tiba muncul di Lapas Sukamiskin, Bandung. Makin heboh karena politisi Golkar itu datang untuk menemui Fahd El Fouz. Entah apa yang mereka bicarakan, yang pasti Wamenkum-HAM Denny Indrayana memastikan keduanya sempat bertemu. Meski demikian, Menkum-HAM Amir Syamsuddin memastikan tidak ada pelanggaran dalam kunjungan itu. Dia tidak terlalu mempermasalahkan kabar yang beredar seperti Priyo ke sana berkedok sidak. Itulah kenapa, dia juga tidak melakukan evaluasi ke Sukamiskin. \"Saya kira tidak ada pelanggaran,\" jelasnya. Tidak hanya itu, Menkum-HAM juga menjelaskan kalau kunjungan Priyo hanya beberapa menit. Jadi, meskipun melebihi jadwal kunjungan, bagi Amir Syamsuddin itu masih dalam batas toleransi. Sementara itu, Priyo tidak membantah jika dirinya bertemu dengan terpidana kasus DPID Fahd El Fouz di lapas Sukamiskin. Namun, Priyo menyebut pertemuan dirinya dengan Fahd tidak dilakukan secara tertutup ataupun pribadi. \"Saya bertemu (Fahd, red) dengan sejumlah narapidana lainnya,\" ujar Priyo saat dihubungi Jawa Pos (Radar Cirebon Group, red), kemarin (2/6). Priyo menyatakan, pertemuan itu dilakukan di salah satu ruang pertemuan di lapas Sukamiskin. Sejumlah narapidana seperti Hari Sabarno (kasus pemadam kebakaran), mantan Gubernur Bengkulu Agusrin Najamudin (korupsi APBD), mantan Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin (korupsi APBD Langkat), mantan Dirut PLN Eddie Widhiono (korupsi proyek outsourcing PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) Tangerang), termasuk juga Fahd dan terpidana kasus Hambalang M Nazarudin, hadir dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu setengah jam itu. \"Saya juga tidak sendiri, saya didampingi kalapas dan sekitar lima orang lainnya,\" ujar Ketua DPP Partai Golongan Karya itu. Menurut Priyo, tidak ada pembicaraan khusus terkait kasus atau apa pun dalam pertemuan itu. Sejumlah narapidana itu menyampaikan masukan terkait kondisi fasilitas di lapas Sukamiskin. Masukan itu, ujar Priyo, akan ditindaklanjuti dalam posisi dirinya sebagai Wakil Ketua DPR bidang polhukam. \"Ada persoalan air bersih, dan ada yang terocoh (atap bocor kehujanan, red). Ini akan disampaikan ke pemerintah,\" ujarnya. Priyo mengakui jika kedatangannya memang mendadak. Saat itu, dirinya baru saja menyelesaikan kuliah di Bandung. Priyo memutuskan untuk langsung menuju Lapas Sukamiskin sesaat setelah kuliahnya selesai. \"Kedatangan saya memang mendadak, tapi saya datang tidak sembunyi-sembunyi. Itu juga bukan kunjungan lapas saya yang pertama,\" ujarnya sambil menyebut sejumlah lapas yang pernah dia kunjungi, seperti Cipinang, Salemba, Maluku, Maluku Utara, dan Aceh. Priyo menyatakan, kunjungannya itu adalah sidak nonresmi. Karena itulah, Priyo sengaja hadir pada jam kunjungan lapas. Berdasarkan informasi, Priyo tiba di Lapas Sukamiskin sekitar pukul 13.15 WIB, dan keluar sekitar pukul 14.30 WIB. \"Saya mbalik-nya mungkin hanya terlambat 20 menit. Tapi saya tidak diam-diam pergi ke sana,\" ujarnya menegaskan. (dim/dyn/bay)

Tags :
Kategori :

Terkait