Damai, Semua Senang

Jumat 01-10-2010,07:09 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

TARAKAN – Akhirnya kesepakatan damai dicapai. Kemarin, siang kedua belah pihak sepakat menghentikan semua pertikaian. Perdamaian ini difasilitasi oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dan disaksikan oleh Kapolda Kaltim, Irjen Pol Mathius Salempang, Pangdam Mulawarman, Mayjen Tan Aspan dan bupati – wakil bupati se Utara Kaltim dan pejabat lainnya, di Swissbell Hotel, Tarakan. Sementara kedua belah pihak diwakili oleh H Sani (sebagai wakil dari kelompok Bugis) dan H Abdul Wahab (perwakilan suku Tidung). Juga ada perwakilan keluarga korban AP Abdul Wahab (45), warga Kelurahan Kampung Satu Skip atas nama keluarga almarhum Abdullah bin H Salim yang meninggal dunia pada Minggu 26 September 2010, dan Sudding (55), warga Kelurahan Juata Kerikil selaku paman atau wakil keluarga yang diduga terlibat pertikaian di kelurahan Juata Permai. Total ada 10 item perjanjian yang disepakati (lihat grafis) kedua belah pihak yang bertikai. Usai ditandatangani, kedua belah pihak berangkulan. Tepuk tangan dan air mata pun tumpah diantara kedua belah pihak. Perwakilan suku Tidung, H Abdul Wahab usai penandatanganan perdamaian mengaku gembira dengan kesepakatan. Tegasnya, seluruh permasalahan yang terjadi beberapa hari belakangan dan meresahkan masyarakat tersebut sudah clear. “Sudah, tak usah diungkit-ungkit lagi, yang sudah terjadi, biarlah sudah. Yang paling baiknya itu adalah semua harus selesai hari ini. Jadi yang sudah lewat itu sudahlah jangan diberitakan lagi,” imbuhnya. Salah seorang tokoh Bugis yang hadir dalam pertemuan, Yancong mengaku lega dengan kesepakatan yang dihasilkan kedua belah pihak. “Saya kira ini sangat menggembirakan saya, termasuk saya secara pribadi dan masyarakat Pinrang secara umum Sulsel (Bugis), bahwa apa yang kita khawatirkan selama ini bisa kita selesaikan dengan baik dan berakhir dengan hasil yang sangat memuaskan,” ungkapnya. Sebelumnya, perundingan kedua belah pihak berlangsung alot. Sejak Rabu (29) sore, perundingan antara kedua belah pihak digagas dan dilaksanakan di ruang VIP Bandara Juwata Tarakan. Gubernur dan Kapolda serta Pangdam menjadi mediator. Malam itu sempat ada kesepakatan. Namun pada saat sosialisasi, ada ganjalan dari kubu suku Tidung. Akhirnya perjanjian dilanjutkan Kamis pagi. Soal keberadaan warga Tidung , Wahab mengatakan, siap akan mengarahkan mereka agar kembali ke rumah masing-masing dan segera menarik diri. Tokoh warga rumpun Tidung ini pun menghimbau warganya untuk tidak lagi membawa benda-benda tajam. “Jadi, kalau yang dari hulu-hulu sungai, baik dari Sekatak, Bulungan maupun dari mana-mana tempat yang mungkin hari ini tidak sempat pulang, mungkin besok sudah bisa pulang.  Begitu juga dengan yang bawa senjata tajam, kalaupun ada, saya akan arahkan mereka agar benda-benda tajam itu disimpanlah di rumah,” katanya. Yancong pun siap menarik semua warganya yang terlibat dan mengarahkan mereka. “Kita harus akui ini sebagai awal kedamaian Tarakan, jangan lagi ada mata dari luar yang menyaksikan kita bertikai, kita semua harus damai dan rukun seperti puluhan tahun lalu hingga saat ini,” pungkasnya. (nat)

Tags :
Kategori :

Terkait