Milenial Menguat Isi Kursi Kabinet

Senin 08-07-2019,20:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

JAKARTA-Bursa calon menteri yang mengisi kabinet Joko Widodo-Ma\'ruf Amin terus bermunculan. Termasuk wacana calon menteri usia muda. Kans generasi milenial untuk ikut mengisi gerbong kursi menteri terbuka lebar. Sinyal tersebut justru pertama kali diletupkan Presiden Joko Widodo saat ditanya wartawan 30 Juni lalu. Pertimbangan presiden agar anak-anak muda bisa belajar mengelola pemerintahan. Direktur Eksekuitif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan keberadaan menteri muda di kabinet Jokowi-Maruf sangat terbuka lebar. Apalagi presiden sudah memberi sinyal. Hanya saja dia meminta yang disodorkan ke presiden tidak sosok muda secara usia. “Tapi juga kapabel dan berintegritas. Juga punya jaringan luas,” papar Pangi. Calon menteri muda juga harus punya kemampuan dan gagasan terobosan. Bisa mengikuti ritme kerja presiden. Atau minimal mengimbagi dan tahu betul apa yang diinginkan presiden. Menurut Pangi, anak-anak muda dalam barisan menteri bukanlah hal yang baru. Itu dipratikkan dengan terpilihnya Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia bernama Syed Saddiq Syed Abdul Rahman. Anak buah Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad itu saat ini baru berusia 26 tahun. “Jadi anak muda jadi menteri bukan hal baru,\" tuturnya. Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Saddam Al Jihad menyambut positif wacana anak muda masuk kabinet pemerintahan. Menurutnya, itu sebagai bentuk ketersambungan antargenerasi. “Niat presiden sudah bagus. Agar anak muda bisa belajar mengelola negara. Karena yang melanjutkan estafet ini kan pemuda,” paparnya. Menteri dari kalangan milenial, tambah dia, bisa membangun youth government atau pemerintahan pemuda. Youth government adalah sistem tata kelola pemerintahan yang bertumpu gagasan dan inovasi. Organiasi pemuda, sambungnya, tidak setuju kalau anak muda hanya disandingkan dengan jabatan menpora saja. Namun bisa juga di bidang yang lain. Tergantung kemampuas dan disiplin ilmu yang dimiliki. Salah seorang di antaranya adalah Arief Rosyid mantan ketua PB HMI. Yang bersangkutan juga dikenal sebagai dokter gigi. Nama lainnya yang juga dimunculkan adalah mantan ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sahat Sinurat. Selain aktivis, dia juga seorang teknokrat dan alumnus magister studi pembangunan ITB. “Di sini anak muda bisa memulai perannya,\" tandasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait