Musim Kemarau Membawa Berkah untuk Wandi, Jasa Pompa Air Kewalahan Penuhi Permintaan Konsumen

Selasa 09-07-2019,14:07 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Musim kemarau tidak selalu membawa kabar buruk. Keberkahan akan datang bagi yang bisa memanfaatkan situasi. Seperti jasa pompa air yang ditekuni Wandi (35). Pria asal Desa Slangit, Kecamatan Klangenan itu, kewalahan memenuhi kebutuhan konsumen. WANDI telah menekuni usahanya bertahun-tahun. Hanya laris ketika musim kemarau. Tidak perlu menjajakan ke rumah-rumah. Masyarakat sudah mengenalnya cukup baik. Tinggal telpon, ia datang. Wandi beroperasi hanya di sekitar Desa Slangit. Desa yang kerap dilanda kekeringan. Secara lebih luas, jasanya adalah mengaliri sumur atau kolam warga yang telah kering. Air diambil dari sungai sekitar yang terisi ketika mendapat jatah giliran air. Untuk sumur, ia dibayar Rp25.000. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi hingga penuh, kurang dari 30 menit.     Sementara untuk kolam yang lebih luas, Wandi menarif Rp50.000. Musim kemarau 2019, sejak Ramadan ia mulai disibukkan. Sebab saat itu, hujan tidak lagi mengguyur wilayah sekitar. Wandi mengaku, hanya melayani jasa pompa air ke area perumahan. Tidak sampai ke lahan sawah. Kenapa? Karena selang yang digunakan untuk menuju lokasi, dikhawatirkannya bocor. “Hari ini (kemarin siang, red) di balong (tempat penampungan air, red) sudah yang ke sebelas. Keluar rumah dari pagi, karena memang sudah antre yang pesan. Kalau saya hanya melayani di rumah aja, di sawah nggak mau karena tanahnya keras. Selangnya takut bocor,” ceritanya. Sembari menunggu kolam yang diisinya penuh, Wandi membawa alat pancing untuk mengusir rasa jenuh. “Lumayan buat nambah-nambah rezeki, kita sambil cari ikan. Karena kalau ngisi kolam air kan lebih lama dibanding isi sumur. Kalau kolam bisa sampai 2 jam,” bebernya. Hingga sore, ia menunggu kolam itu penuh. Kembali Wandi mengatakan, itu adalah yang terakhir di hari kemarin. Walaupun sebenarnya, masyarakat masih ada yang membutuhkan jasanya. Ya di hari itu juga. “Capek, udah ini yang terakhir. Walau juga tadi barusan ada yang datang minta sumurnya diisi. Paling dilanjut besok sajalah,” cakapnya. Namanya jasa pompa air, hanya laris saat kemarau. Kala musim hujan, Wandi menyambi pekerjaan lain. Macam-macam yang digeluti. Mulai dari bertani, bekerja bangunan, dan apa saja yang baginya dapat menghasilkan uang. Paling jauh, pria humoris itu bisa mengulurkan selang sampai 500 meter. Guna menghindari kebocoran, ia merangkapnya menggunakan dua selang. Sementara masyarakat, biasa membutuhkan jasanya selama dua minggu satu kali. Karena tenggat waktu itu, sumur mereka mulai kembali surut. Meski air sungai, namun digunakan untuk macam-macam kebutuhan rumah tangga. Seperti mencuci, mengepel, hingga mandi. Bagi warga Desa Slangit, itu adalah hal yang biasa. Asal tidak untuk minum. Kembali ke Wandi, suatu saat ia berencana menanam paralon agar pekerjaannya lebih ringan. Ya, karena selama ini, semua dilakukan sendiri. “Kalau ada modal pengen nanem paralon sendiri. Biar lebih ringan,” tukasnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait