Persaingan bus antar kota antar provinsi (AKAP) maupun AKDP di trayek Kuningan-Bekasi-Bogor-Depok-Jakarta-Merak, semakin ketat. Itu ditandai dengan ekspansinya perusahaan otobus (PO) luar daerah yang mengambil ceruk penumpang di rute ini. Selama ini, hanya ada beberapa PO yang melayani trayek ini yakni PO Luragung, Sahabat, Setia Negara dan Bhineka. Agus Panther, Kuningan TERMINAL Tipe A Kertawangunan tak lagi sepi. Sejak beberapa bulan lalu bus besar milik Prima Jasa dan Damri menghuni area parkir terminal megah yang dibangun di masa kepemimpinan Bupati Aang Hamid Suganda tersebut. Bus-bus tersebut memang sengaja memilih area terminal yang cukup luas sebagai ‘markas’ atau poolnya sebelum berangkat ke kota tujuan. Alhasil jika malam hari, suasana terminal cukup ramai dengan kehadiran awak bus yang mobilnya menginap di tempat tersebut. Masuknya bus-bus dengan pemilik dari luar daerah setidaknya membuat persaingan semakin ketat. Mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar yang tidak terlalu besar. Apalagi pemilik PO baru menawarkan kenyamanan dan kemudahan kepada penumpang berupa penetapan tarif kawasan serta armada ber AC keluaran terbaru meski kelasnya ekonomi. Tak pelak, kehadiran armada baru milik PO luar daerah membawa keuntungan tersendiri bagi penumpang di mana mempunyai pilihan ketika akan menuju tempat tujuannya. Hal ini dirasakan Ikin, penumpang yang tengah menunggu bus ke Galur, Jakarta Pusat. Pria asal Desa Timbang, Kecamatan Cigandamekar tersebut melihat sisi positif dari banyaknya PO yang melayani rute dari Kuningan ke kota-kota lainnya. “Sebagai penumpang yang sering pulang ke Kuningan dari Jakarta, saya sih senang-senang saja dengan kehadiran bus-bus baru dari PO luar daerah. Sebab akan membuat masyarakat mempunyai pilihan ketika akan berangkat ke luar daerah. Menurut dia, hadirnya bus-bus baru yang melayani trayek luar daerah, sangat bagus di mana pemilik bus tentu akan meningkatkan pelayanan kepada para penumpang. Tak akan ada lagi cerita penumpang bus dipindah ke bus lain di tengah perjalanan lantaran penumpangnya sedikit. “Kalau dulu masih terjadi penumpang dioper di tengah perjalanan dengan berbagai alasan. Kalau praktik ini masih dilakukan awak bus, berarti penumpang akan pindah ke bus lain yang menawarkan kenyamanan. Dampaknya, awak bus yang mempraktikkan oper penumpang akan ditinggalkan dan tidak akan dinaiki oleh masyarakat,” tutur bapak satu anak tersebut. Penumpang lainnya, Fatimah merasa tenang jika kembali ke Kota Bogor usai berlibur dengan anaknya di kampung halamannya, Sangkanerang, Jalaksana. Alasannya aramada bus menuju Bogor jumlahnya relatif lebih banyak dan rata-rata kondisinya bagus. “Sekarang tidak sulit kalau mau pulang ke Bogor menggunakan angkutan bus. Soalnya banyak bus dengan kondisi bagus melayani rute Kuningan-Bogor. Saya sih berharap ada PO lain yang melayani rute ini biar persaingan dalam pelayanan lebih terasa,” ujarnya. Meski senang dengan hadirnya bus-bus keluaran terbaru yang melayani rute Bogor, namun dia menyesalkan sikap oknum awak bus yang masih membohongi penumpang. “Saya kan mau pulang dengan tujuan Terminal Baranangsiang, Bogor. Nah saya tanya, busnya ke Baranangsiang enggak, dijawab sampai Baranangsiang. Eh ternyata bus itu hanya sampai Cibinong, Kabupaten Bogor. Saya diberi uang oleh awak bus untuk melanjutkan perjalanan ke Baranangsiang. Seharusnya awak bus itu jujur, biar penumpang tidak kecewa,” ungkapnya. Terpisah, Kepala Perwakilan Prima Jasa Wilayah Kuningan, Dian, tak memungkiri jika potensi penumpang dari Kuningan masih sangat besar. Saat ini Prima Jasa mengerahkan puluhan armada untuk melayani kota-kota di Jawa Barat dan Jakarta. Malahan pihaknya berencana menambah armada bus serta rute dalam waktu dekat ini. “Potensi penumpangnya cukup besar. Kami menurunkan puluhan armada melayani masyarakat Kuningan. Dan dalam waktu dekat ini akan menambah bus serta trayek baru,” sebutnya. (*)
Persaingan Makin Ketat, Bus Masih Jadi Primadona Warga Kuningan
Rabu 10-07-2019,02:02 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :