Kekeringan, Warga Desa Babadan Terpaksa Mandi Pakai Air Galon

Sabtu 13-07-2019,10:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Bencana kekeringan melanda banyak daerah di Indonesia, termasuk Cirebon. Tak hanya mengancam pertanian, air untuk kebutuhan sehari-hari di rumah juga makin sulit didapatkan. Warga terpaksa menggunakan air isi ulang atau lazimnya disebut air galon untuk kebutuhan mandi, memasak, mencuci pakaian, piring, dan keperluan lainnya. Seperti di Desa Babadan, Kecamatan Gunung Jati. Sudah sebulan terakhir ini warga kesulitan air bersih. Tak heran saat ada kiriman air bersih dari BPBD Kabupaten Cirebon, Jumat (12/7), warga berebut untuk bisa mendapatkannya. Air tanah yang biasa didapatkan dengan mesin pompa, kini mati. Air PDAM yang menjadi satu-satunya harapan warga, juga sia-sia karena air menjadi asin pasca rusaknya bendungan karet Sungai Bondet. Salah satu warga Desa Babadan yang juga Ketua RT 02 Toharja mengatakan sudah satu bulan sumur pompa sudah tidak lagi mengeluarkan air. “Sudah satu bulan ini sumur pompa rata-rata sudah tidak mengeluarkan air. Kalau ada airpun itu sangat sedikit dan hanya pagi hari saja,” ujarnya. Warga, kata Toharja, terpaksa warga membeli air galon untuk keperluan mandi dan lainnya. “Untungnya ada yang menjual air galon, jadi warga sini rata-rata beli air galon untuk mandi dan mencuci, masak, minum, dan lain-lain. Harus banyak mengeluarkan uang. Satu kali isi ulang saja itu sekitar Rp3.500 kalau diantarkan ke rumah. Rata-rata bisa sampai 10 galon untuk satu hari,” ungkapnya. Sementara Kuwu Babadan Hanto mengatakan ada ribuan warganya yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Warganya berjumlah sekitar 2.800 orang, merata mengalami kekeringan. Dikatakan, selain menggunakan air tanah, warganya juga sebagian besar menggunakan PDAM.  “Tapi bendungan Babadan di sungai Bondet rusak, jadi air PDAM terdampak. Jadi asin sehingga warga sudah lama tidak menggunakan air dari PDAM,” tuturnya. Oleh sebab itu, pihaknya meminta BPBD mengirimkan air bersih. Hanto mengakui kemarau tahun ini merupakan yang cukup parah. “Ya tahun ini cukup parah. Kekeringan sudah kita rasakan di bulan Juni dan Juli. Padahal dulu sekitar September. Sekarang ditambah lagi air PDAM sudah tidak bisa kami gunakan karena asin itu. Jadi tambah susah,” tandasnya. Sementara Komandan Pusdalops BPBD Kabupaten Cirebon Faozan mengatakan air bersih yang disalurkan ke Desa Babadan sekitar 4.500 liter. Hingga kemarin pihaknya sudah menyalurkan sekitar 45 ribu liter air bersih ke berbagai desa. “Sebelumnya kita kirim ke Desa Gebang Udik, Desa Kreyo, Desa Sambeng, Desa Slangit, lalu Desa Babadan. Yang penting ada pengajuan dari desa, nanti kami kirim,” kata Faozan. (den)

Tags :
Kategori :

Terkait