Alhamdulillah, Tiga Kloter Calon Haji Bergerak ke Makkah

Senin 15-07-2019,20:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MADINAH-Sekitar 1.300 jamaah calon haji (calhaj) di Madinah diberangkatkan perdana ke Mekkah pada Minggu waktu setempat setelah mereka menjalani ibadah salat berjamaah 40 waktu atau Arbain tanpa putus selama delapan hari. Sementara data jamaah wafat dilaporkan empat orang. Kepala Daerah Kerja Madinah Akhmad Jauhari di Madinah mengatakan, terdapat tiga kloter yang bergerak perdana ke kawasan Masjidil Haram di Makkah. Di Makkah jamaah akan melakukan ibadah umrah hingga musim puncak haji. “Ya, tadi ada kloter SUB (Surabaya) 1, BTH (Batam) 1 dan 2. Hari berikutnya pasti bertambah terus sesuai batas masa tinggal jamaah di Madinah,” terangnya. Pergerakan jamaah dari Madinah ke Mekkah, katanya, ditentukan oleh masa setelah melakukan shalat Arbain. Bagi jamaah yang sakit akan dilakukan dengan evakuasi tersendiri berbeda dengan jamaah sehat pada umumnya. Calhaj yang sakit atau sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit tidak akan diberangkatkan bersama dengan rombongan. “Kecuali bila secara medis jamaah tersebut mampu melakukan perjalanan jauh. Mengingat, jarak Madinah ke Makkah yang cukup jauh sekitar 400 kilometer lebih yang akan ditempuh dalam waktu 6-7 jam. Kondisi jamaah menjadi perhatian dan akan dilakukan evakuasi tersendiri terhadap jamaah yang sakit tersebut,” paparnya. Pemberangkatan pertama, katanya, dimulai pada pukul 14.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Diperkirakan mereka tiba di Makkah pukul 20.00 WAS dan segera menempati hotel-hotel yang telah dipersiapkan. Disinggung soal ihram, Jauhari mengatakan, khusus jamaah lanjut usia (lansia) dan risiko tinggi (risti) dianjurkan niat ihram di bus. “Jamaah lansia sebaiknya dianjurkan niat ihramnya di bus, tidak ikut turun ke masjid miqat, karena kondisi mereka dan waktu yg tersedia sangat terbatas miqat di Bir Ali,” kata Jauhari yang dipertegas dalam rilis tertulis. Ia juga mengimbau semua petugas kloter (TPHI, TPIHI, TKHI, Karom dan Karu) sebelum bus bergerak harus memastikan bahwa semua jamaah sudah berniat ihram. “Setiap supir bus yang mengangkut jamaah sebelum berangkat harus diingatkan untuk menuju miqat Bir Ali atau Zulhulaifah, karena mereka hampir semua petugas musiman,” tambah Jauhari. Jauhari mengingatkan bahwa jika terjadi bus tidak mampir di miqat Bir Ali karena supir tidak tahu jalan, maka harus diingatkan untuk kembali ke Bir Ali. “Namun jika telah melewati jarak kurang lebih 150 km sebaiknya berniat ihram dengan mengambil garis lurus miqat Juhfah,” imbuhnya. Sedangkan jika terjadi bus sampai tiba di Makkah jamaah belum berniat ihram maka solusinya harus keluar lagi dari Makkah dengan jarak dua marhalah (89 km). Atau niat ihram di hotel/pondokan di Makkah dengan membayar dam atau denda. Untuk diketahui, terdapat 43.354 jamaah haji Indonesia telah tiba di Madinah Al Munawarah. Data tersebut diperoleh dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) saat diakses, kemarin. Jamaah tersebut berasal dari 107 kelompok terbang (kloter). Kloter yang telah tiba di Madinah berasal dari embarkasi Lombok (LOP) sebanyak 5 kloter, Padang (PDG) sebanyak 7 kloter, Ujung Pandang (UPG) 9 kloter, Medan (MES) 1 kloter, Banjarmasin (BDJ) 3 kloter, Batam (BTH) sebanyak 8 kloter, Jakarta-Bekasi (JKS) 21 kloter, Jakarta-Pondok Gede (JKG) 9 kloter, Solo (SOC) sebanyak 21 kloter, Surabaya (SUB) 17 kloter, Palembang (PLM) sebanyak 6 kloter. Sedangkan jamaah haji yang meninggal dunia, tercatat sebanyak 4 orang. Artapiah (70) jamaah haji asal embarkasi Jakarta diketahui meninggal dunia di dalam pesawat yang mendarat di Madinah pada Jumat siang (12/7). Artapiah merupakan jamaah Indonesia keempat yang meninggal dunia di tanah suci. Suhandi, putra Artapiah mengatakan bahwa ibunya menderita penyakit diabetes. Dalam pemeriksaan dokter di pesawat, kadar gula Artapiah mencapai 500. Di pesawat, kondisi Artapiah memburuk. Awalnya, Artapiah akan langsung dilarikan ke rumah sakit di Arab Saudi setibanya di Madinah. Menurut menantunya, Enin Rohayah, awalnya Artapiah dikira sedang tidur di kursi roda ketika hendak turun pesawat, namun ternyata telah wafat. “Padahal sebelumnya makan siang saya suapi, minum susu. Tahu telah meninggal dari pramugari yang memeriksanya,” kata Enin kepada Media Center Haji di kantor Daerah Kerja Madinah. (ful/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait