Dishub Minta Tambahan 5 Armada BRT untuk Operasikan Trans Cirebon

Selasa 16-07-2019,22:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Dari kajian Dinas Perhubungan (Dishub), transportasi masal Kota Cirebon bisa terwujud dengan sekurang-kurangnya 10 unit bus. Dengan kepemilikan yang hanya separuhnya, sistem ini belum dapat dijalankan secara optimal. Sejak tahun lalu, lima unit bus rapid transit (BRT) Trans Cirebon masih mangkrak di Kantor Dinas Perhubungan. Armada berwarna biru dengan pintu samping itu, sesekali dipanaskan dan dipakai berkeliling siswa taman kanak-kanak. Padahal dengan kemacetan di sejumlah ruas jalan, juga seiring menurunnya daya dukung transportasi publik. Kehadiran bus berkapasitas 30 penumpang itu, mestinya menjadi angin segar. Wakil Walikota Cirebon Dra Hj Eti Herawati bertekad mewujudkan transportasi masal tersebut. Dia tak menampik, lima bus yang ada terbentur regulasi dan belum dapat dioperasikan. Kemudian dalam berita acara serah terima dengan Direktorat Jenderat (Dirjen) Hubungan Darat (Hubdat), disebutkan Kota Cirebon mendapatkan bantuan 10 unit. Namun realisasinya bari 5 unit. “Ini juga ganjalan. Kita tidak mungkin terima bus cuma lima, padahal bantuannya 10,” katanya. Untuk itu, ia berencana mengajukan permohonan 5 unit lagi BRT untuk Kota Cirebon ke Dirjen Hubdat. Pengajuan ini akan disampaikan, Rabu (17/7). Pertemuan tersebut sudah diagendakan dan diharapkan membawa hasil sesuai yang diinginkan. Politisi Partai Nasdem ini bahkan optimis Kota Cirebon akan mendapatkan tambahan unit BRT. Apalagi sudah ada master plan pembuatan koridor-koridor untuk bus BRT, termasuk anggarannya akan disiapkan untuk pembangunan infrastruktur pendukung. Kepala Dishub Kota Cirebon Ir H Yoyon Indrayana MT mengaku tengah mempersiapkan aspek administratif untuk persiapan pengajuan tambahan unit. BRT memang perlu segera dioperasikan. Sebab, kehadiran transportasi masal merupakan salah satu tolok ukur kemajuan kota. Nah, untuk mewujudkan transportasi masal ini, sudah disusun dua koridor. Yakni, Koridor Cirebon Utara dan Koridor Cirebon Selatan. Untuk utara adalah Jl Brigjen Dharsono (By Pass) ke utara dan koridor selatan antara Jalan By Pass ke selatan. Dengan adanya koridor itu pemanfaatan BRT bisa lebih maksimal. Tanpa ada koridor jalan, bus bantuan dari Kementerian Perhubunan (Kemenhub) tersebut bakal mubazir. Danang Parikesit dari Masyarakat Transportasi Indonesia, saat kunjungannya ke Cirebon menyebutkan, meihat dari infrastrukturnya di Cirebon terhitung sudah lengkap. Ada kereta, tol, pelabuhan, juga bandara. Sehingga sangat layak dikembangkan jadi kota metropolitan. Adanya BRT akan membantu masyarakat dalam bertransportasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Sehingga keberadaan transportasi masal ini layak untuk segera diwujudkan. Bus Trans Metro Bandung bisa menjadi gambaran bagaimana BRT Cirebon beroperasi nantinya. Bus yang boroperasi sejak April 2017 itu melayani rute dari Kota -Kabupaten Bandung selama 6 kali perjalanan setiap harinya setiap satu unit bus. Rutenya sendiri dari Terminal Leuwipanjang-Kopo-BKR-Moch Toha-Dayeuhkolot-Ciparay dan berakhir di Terminal Majalaya. Operasional bus tersebut dibiayai dari APBD Jabar lewat pos belanja langsung Dishub Jabar. Biaya kontrak layanan ini totalnya mencapai Rp2,39 miliar. Dengan pembayarannya Rp5.602,85/kilometer Dengan panjang lintasan 27,5 kilometer lebih, bus sedang ini beroperasi melayani masyarakat umum dari pukul 06.00-18.00 WIB. Adapun untuk tiket jarak tersebut masyarakat dikenakan tarif Rp5 ribu. Awalnya pengelolaan dilakukan UPTD Dishub Jabar. Yang kemudian dikerjasamakan dengan Damri. Bagaimana di Kota Cirebon? (abd/gus)

Tags :
Kategori :

Terkait