Selter Pujabon Sepi, Pedagang Keluar Masuk

Rabu 17-07-2019,00:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Selter Pusat Jajanan Cirebon (Pujabon) kembali sepi. Sejumlah lapak pedagang kosong tak berpenghuni. Dari 70 lapak pedagang yang tersedia, kini hanya ditempati kurang lebih 30 pedagang aktif. Itupun yang terdata. Salah satu Pengurus Selter Pujabon Ade Sumardi mengungkapkan, banyak eksodus pedagang terutama setelah lebaran. Ada juga yang keluar masuk karena merasa dagangannya sepi. \"Banyak yang masuk keluar lagi, jadi nggak full. Pedagangnya yang banyak alasan,” ujarnya. Ia menyesalkan para pedagang yang tidak berkomitmen. Beberapa upaya telah ditempuh dan dipenuhi pemerintah. Kemudian, tolak ukur sepi atau tidaknya berjualan bukan sebatas lokasi dan fasilitas. Tidak hanya itu, untuk meningkatkan penjualan, seluruh pedagang di selter sudah didaftarkan ke aplikasi Go Food. Dan ternyata sudah banyak yang memesan. “Banyak driver yang datang ke sini cari yang jualan. Eh lapaknya malah tutup,” tukasnya. Dengan kondisi ini, ia khawatir pedagang di selter malah kena cap buruk. Untuk itu, sebagai pengurus Ade berharap pedagang berkomitmen. Bila semua lapak ditempati, secara otomatis pusat kuliner tersebut bakal ramai. Belakangan, pengurus juga sudah menerapkan mekanisme yang mencegah pedagang keluar masuk. Untuk pedagang yang memang ingin keluar, mereka harus tanda tangan surat pernyataan. Sehingga lapaknya bisa dipakai pedagang baru. Kemudian, bersedia menanggung konsekuensi kalau kena razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP). Seperti diketahui, banyak pedagang di Selter Pujabon kembali ke Jl Dr Sudarsono. Mereka beralasan berjualan di dekat Poliklinik Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, jauh lebih ramai. Padahal area tersebut masuk dalam kawasan tertib lalu lintas (KTL), di mana sewaktu-waktu Satpol PP bisa turun melakukan penindakan. Ade juga meminta pedagang tak terus-terusan mengumbar alasan. Tetapi fokus bagaimana mengembangkan usaha di tempat baru. Seperti diketahui, pedagang di selter kerap mengeluhkan akses parkir kurang memadai, dan sarana prasarana lainnya. Padahal ramai atau tidaknya berjualan ditentukan pedagang itu sendiri. (myg)

Tags :
Kategori :

Terkait