Walah, Ada 1.107 LGBT di Majalengka, 125 PSK Terjangkit HIV/AIDS

Rabu 17-07-2019,09:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MAJALENGKA-Jumlah orang dengan perilaku seks menyimpang; lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Kabupatan Majalengka cukup banyak. LGBT sekitar 1.017 orang. Tak hanya itu, di Majalengka juga tercatat ada 500 PSK (pekerja seks komersial). Dari angka 500 PSK, 125 di antaranya terjangkit HIV/AIDS. Jumlah itu tidak menutup kemungkinan bakal tertambah seiring menjamurnya komunitas dengan perilaku seks menyimpang. Data di atas diungkap Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Majalengka Yayat Hidayat saat membuka kegiatan bimbingan perkawinan di KUA Kecamatan Majalengka, Selasa (16/7). “Maraknya jumlah ini (LGBT dan PSK, red) tentunya mengakibatkan masyarakat Majalengka resah,” katanya. Fenomena ini, lanjutnya, tentu harus diantisipasi semua pihak. “Semua pihak harus dilibatkan untuk dapat menekan perilaku-perilaku LGBT, PSK, dan waria di Majalengka,” katanya. Terkait data yang disampaikan, Yayat mengaku pihaknya mendapatkannya dari laporan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA). Pihaknya mengaku sangat prihatin dengan perilaku LGBT dan seks bebas yang mengancam generasi milenial saat ini. Jumlah dan fenomena perilaku seks menyimpang ini dikhawatirkan bisa bertambah seiring kemajuan pembangunan di Majalengka. Apalagi, lanjutnya, belakangan ini kelompok-kelompok komunitas perilaku seks menyimpang tersebut sudah mulai berani menampakkan diri melalui grup di beberapa media sosial (medsos). Oleh karenanya, pihaknya mengimbau masyarakat harus lebih waspada atas propaganda yang dibuat para pelaku LGBT untuk menjerat korban. Komunitas ini bisa muncul kapan saja dan bahkan akan terus menularkan perilaku menyimpang. Sehingga harus diantisipasi oleh semua pihak. “Kondisi ini harus diketahui agar bisa menekan populasinya,” ujarnya. Yayat juga meminta kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, hingga pondok pesantren, dan pemerintah, serta stakeholder lainnya untuk konsen pada persoalan ini. Kemenag, lanjut dia, juga akan melakukan pembinaan ke masyarakat melalui kerja sama dengan Pemkab Majalengka, ormas Islam dan berbagai elemen. Sementara itu, menyikapi maraknya komunitas LGBT, Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Majalengka Beben Badruzaman menambahkan, Kabupaten Majalengka sulit untuk memprediksi pergerakan dan jumlah pasti penyakit masyarakat. Karena, kata Beben, mobilitas mereka yang senyap dan bisa berpindah-pindah. Beben membeberkan, pihaknya sudah melakukan pendampingan dan edukasi bahaya seks bebas dan sejenisnya. Bahkan pihaknya berusaha untuk membawa kembali para pelaku gay untuk menjalani laki-laki secara normal. “Data yang kami advokasi (LGBT) mencapai 1.017 orang. Ada waria 160 orang dan lainnya yang tidak menjadi konsentrasi kami,” imbuhnya. Perkembangan pembangunan Majalengka yang menjadi daerah industri tak menutup kemungkinan meningkatnya komunitas tersebut bertambah. Sehingga angka HIV akan semakin banyak. Pihaknya berharap kepada pemerintah daerah untuk lebih berperan aktif dan lebih konsen untuk menemukan orang terjangkit HIV/AIDS karena perilaku seks menyimpang itu. “Karena HIV penyakit yang kasat mata dan berbeda gejalanya dari penyakit lain. juga tentu perlu dorongan dana, karena sejauh ini belum memadai untuk menangani kasus-kasus seperti ini. Harus butuh kerja sama banyak pihak untuk menekan atau mencegah tumbuhnya LGBT dan atau sejenisnya yang memiliki perilaku seks menyimpang,” pungkasnya. (ono/ara)

Tags :
Kategori :

Terkait