PKBI Sebut Jangan Kaget Jumlah LGBT di Majalengka Tinggi

Kamis 18-07-2019,10:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MAJALENGKA-Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Majalengka meminta kepada semua pihak agar tidak kaget dengan jumlah lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Majalengka yang mencapai 1.017 orang. Yang harus dilakukan adalah tindakan penanganan dan pencegahan sejak dini agar tidak semakin banyak di kemudian hari. “Memang kalau bicara data itu (1.017 orang) adalah data yang terpantau dan sedang kita tangani. Jadi tidak usah kaget dengan angka itu. Yang harus disikapi bagaimana menindaklanjutinya,” tandas Ketua PKBI Majalengka Mulyana Alamsyah SKM saat dihubungi Radar Majalengka. Pihaknya menegaskan jika melihat angka maka semua pihak akan mempolitisasi terkait kinerja pemerintah. Akan tetapi, lanjutnya, bukan pemerintahan saat ini, melainkan era sebelumnya. Karena perilaku ini muncul bukan secara instan. Dia mengapresiasi Kementerian Agama (Kemenag) yang semakin peduli menyosialisasikan kepada masyarakat tentang perilaku menyimpang yang harus diwaspadai semua pihak. “Angka ini muncul tentunya agar kita waspada. Bukan tidak mungkin, jumlah tersebut justru lebih banyak dari angka yang ada pada kami. Perilaku ini seperti gunung es dan bisa lebih parah lagi jika tidak diwaspadai,” tegasnya. Pria yang juga kepala Puskesmas Waringin, Kecamatan Palasah ini mengungkapkan, semua pihak seyogyanya harus bersikap bijaksana. Jangan saling menyudutkan dan menyalahkan LGBT. “Sebenarnya kita itu tidak mengubur masalah data hingga muncul sekarang,” bebernya. Oleh karenanya, pihaknya menginginkan segera berdirinya Klinik Konseling Terpadu sebagai upaya intervensi sejak dini. Nantinya bisa disatukan dengan Pemberdayan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AKB) yang berhubungan dengan kekerasan rumah tangga dan anak jalan yang di bawah naungan dinas sosial. Sebab, kata dia, munculnya perilaku LGBT salah satunya adalah permasalahan di rumah tangga. Dia mengatakan peran keluarga yang utuh akan meminimalisasi perilaku menyimpang tersebut. “Sekarang bagaimana kita semua menyikapi dengan arif dan bijaksana untuk mencarikan solusi. Karena mereka ada berawal karena mencari perhatian dan sensasi,” tandasnya. Seperti diberitakan, jumlah orang dengan perilaku seks menyimpang; lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Kabupatan Majalengka cukup banyak. LGBT sekitar 1.017 orang. Tak hanya itu, di Majalengka juga tercatat ada 500 PSK (pekerja seks komersial). Dari angka 500 PSK, 125 di antaranya terjangkit HIV/AIDS. Jumlah itu tidak menutup kemungkinan bakal tertambah seiring menjamurnya komunitas dengan perilaku seks menyimpang. Data di atas diungkap Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Majalengka Yayat Hidayat saat membuka kegiatan bimbingan perkawinan di KUA Kecamatan Majalengka, Selasa (16/7). “Maraknya jumlah ini (LGBT dan PSK, red) tentunya mengakibatkan masyarakat Majalengka resah,” kata Yayat Hidayat. Fenomena ini, lanjutnya, tentu harus diantisipasi semua pihak. “Semua pihak harus dilibatkan untuk dapat menekan perilaku-perilaku LGBT, PSK, dan waria di Majalengka,” katanya. Terkait data yang disampaikan, Yayat mengaku pihaknya mendapatkannya dari laporan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA). Pihaknya mengaku sangat prihatin dengan perilaku LGBT dan seks bebas yang mengancam generasi milenial saat ini. Jumlah dan fenomena perilaku seks menyimpang ini dikhawatirkan bisa bertambah seiring kemajuan pembangunan di Majalengka. Apalagi, lanjutnya, belakangan ini kelompok-kelompok komunitas perilaku seks menyimpang tersebut sudah mulai berani menampakkan diri melalui grup di beberapa media sosial (medsos). Oleh karenanya, pihaknya mengimbau masyarakat harus lebih waspada atas propaganda yang dibuat para pelaku LGBT untuk menjerat korban. Komunitas ini bisa muncul kapan saja dan bahkan akan terus menularkan perilaku menyimpang. Sehingga harus diantisipasi oleh semua pihak. “Kondisi ini harus diketahui agar bisa menekan populasinya,” ujarnya. Yayat juga meminta kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, hingga pondok pesantren, dan pemerintah, serta stakeholder lainnya untuk konsen pada persoalan ini. Kemenag, lanjut dia, juga akan melakukan pembinaan ke masyarakat melalui kerja sama dengan Pemkab Majalengka, ormas Islam dan berbagai elemen. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait