Lulusan SMK Penyumbang Pengangguran Terbesar, Gubernur Mengajak Dewan Pendidikan Jabar Tingkatkan IPM

Kamis 18-07-2019,17:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

BANDUNG - Gubernur Ridwan Kamil mengajak kepada Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk bersama-sama meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di bidang pendidikan dengan sejumlah inovasinya. \"Saya titip, indeks pendidikan Jawa Barat, yang terdekat adalah evaluasi SMK karena secara statistik lulusannya sebagai penyumbang pengangguran terbesar di Jawa Barat,\" katanya usia melantik Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Barat di Aula Barat Gedung Sate, Bandung, Rabu (17/7). Menurutnya, saat ini kurikulum SMK yang ada  di Jawa Barat tengah dievaluasi. Kemudian hasilnya nanti diterapkan pada tahun 2020. Sebab, pendirian SMK harus disesuaikan dengan kebutuhan arah ekonomi baru, sehingga lulusannya terserap oleh dunia kerja. \"Nanti apakah ada sebagian yang dibubarkan atau sebagai direposisi atau mendirikan SMK baru. Kita ikuti arah ekonomi. Kalau ekonominya ke kanan yang semakin digital, ya kita akan arahan ekonomi ke sana supaya penyerapan lulusannya makin tinggi. Saya kira itu, mudah-mudahan Jawa Barat semakin maju dengan kebijakan ini,\" tuturnya. Selain mengevaluasi evaluasi SMK, kebijakan lain yang saat ini tengah digalakkan oleh Pemdaprov Jawa Barat adalah membentuk tim untuk mendata anak putus sekolah. Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengungkapkan bahwa salah satu fenomena yang ditemuinya adalah anak putus sekolah yang jumlahnya lumyaan  banyak dan sering tidak terdeteksi oleh negara. Makanya, dia mengajak aktivis atau relawan peduli pendidikan dan media untuk menyisir, jangan sampai ada lagi warga Jawa Barat yang putus sekolah. \"Kalau menemukan warga Jawa Barat putus sekolah karena kurang biaya, silahkan lapor. Kami  biayanya ada. Bahkan, dalam waktu dekat, bulan Agustus kita akan memulai proses beasiswa untuk universitas bagi putra-putri Jawa Barat yang tidak mampu tapi punya potensi. Anggarannya kita sudah sediakan sebesar Rp50 miliar,\" ungkapnya. Dengan kebijakan tersebut, pihaknya ingin Dewan Pendidikan Jawa Barat bisa memberikan saran dan masukan. Sebab, komposisi Dewan Pendidikan yang dilantik kemarin, merupakan hasil seleksi dari tokoh-tokoh pendidikan. Baik dari pendidikan formal dan non formal, serta pendidikan anak usia dini  sampai perguran tinggi. Bahkan, mewakili sejumlah daerah di Jawa Barat, yakni dari Kuningan, Sukabumi, Bekasi dan Bandung. \"Dewan Pendidikan ini secara aturan, tugas pokok dan fungsinya  memberikan masukan, nasehat serta mengkritisi di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan menteri. Mereka juga jadi tidak dibatasi hanya SMA dan SMK,\" bebernya. Sementara, salah satu anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang baru saja dilantik, Amung Ma\'mun mengapresiasi misi pendidikan Jawa Barat dengan program Jabar Masagi dan akan dijadikan bahan renungan serta pembelajaran bagi mereka untuk dikaji lebih dalam. \"Kami sangat kagum dengan program Jabar Masagi. Rasanya itu, kami ingin mencermati lebih mendalam. Makanya, kami juga akan tengok Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dari Pak Gubernur ini,\" ucapnya. Terkait program prioritas, Amung menjelaskan bahwa sampai detik ini belum bisa berbicara banyak, mengingat belum ada pertemuan pembuka. \"Belum, kami belum bicarakan terkait itu. Insya Allah dalam waktu dekat kami berkumpul, berkordinasi untuk membahas sejumlah wacana dan program. Khususnya memberikan masukan terhadap program Jabar Masagi yang sangat visioner dan bagus karena sesuai dengan kultur Jawa Barat,\" jelasnya. Dia mengatakan, secara general, misi program Jabar Masagi sangat baik untuk dielaborasikan secara lebih mendalam agar benar-benar menjadi pengetahuan bagi banyak orang terutama bagi para guru, kepala sekolah, serta para pemangku pendidikan di semua lapisan. \"Ini harus menjadi titik tekan supaya kita betul-betul jadi bisa leading di tingkat nasional dan bisa berkontribusi besar dalam membangun bangsa ini,\" pungkasnya. (jun)  

Tags :
Kategori :

Terkait