JAKARTA - Uji coba Indonesia kontra Belanda Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, tadi malam (7/6) memang dipenuhi penonton. Sebanyak 60 ribu karcis ludes terjual. Tapi, sayangnya, pertandingan yang berakhir 0-3 untuk kemenangan tim tamu itu bisa membawa dampak negatif bagi Indonesia. Yakni, saat menghadapi Tiongkok dalam Pra Piala Asia 2015 pada 22 Oktober. Laga tersebut terancam berlangsung tanpa penonton. Itu disebabkan ulah penonton Indonesia yang terlalu atraktif. Saat peluit kick off dibunyikan, secara spontan penonton di tribun sektor 19 SUGBK menyalakan cerawat (flare). Kejadian itu menyulut suporter lain di sektor 5, 9, 13 dan 14 untuk turut melakukannya. \"Wah bahaya nih, pas timnas main lagi, bisa-bisa kita nggak bisa nonton,\" ujar Budi Haryawan, salah seorang pendukung timnas. Ulah suporter tersebut langsung direspons oleh pihak keamanan. Mereka mendatangi suporter nakal tersebut. Beruntung, flare tak menyala sampai habis dan bisa segera dimatikan oleh pihak kemanan. Tapi, imbas dari flare itu membuat asap menyelimuti lapangan meskipun tidak terlalu tebal. Pada babak kedua, suporter di sektor 8 kembali menyalakan flare. Ancaman tanpa penonton tadi merujuk kepada ancaman dari Komisi Disiplin AFC pada 20 Mei lalu. Selain telah didenda akibat akumulasi ulah yang sama selama Piala Asia 2012 dan saat menjamu Arab Saudi di Pra Piala Asia Maret lalu, Indonesia juga diancam mendapatkan sanksi menggelar laga tanpa penonton jika kesalahan itu terulang saat timnas bertanding. Match commissioner sempat mengamati kejadian tadi malam tersebut. Jika dilaporkan ke AFC, sangat mungkin Indonesia bakal tampil di laga home selanjutnya tanpa penonton. Sebelumnya, Indonesia disanksi sebesar USD 15 ribu setelah mendapatkan akumulasi sanksi saat penonton di Paiala Asia 2012 lalu melakukan ulah yang sama. Dan, pada saat melawan Arab Saudi 23 Maret itu, penonton mengulanginya. SOAL KOSTUM, KNVB MINTA MAAF Sementara itu, PSSI menegaskan bakal lebih selektif lagi ke depan dalam bekerja sama dengan promotor yang mendatangkan tim untuk bertanding di Indonesia. Organisasi yang dipimpin Djohar Arifin itu tidak ingin ada lagi deal tersembunyi dari promotor seperti yang terjadi dalam pertandingan antara Indonesia kontra Belanda tadi malam (7/6). Seperti diketahui, karena kesepakatan antara promotor Ninesport dengan KNVB (Asosiasi Sepak Bola Belanda) yang menurut PSSI tidak melibatkan mereka, Timnas Indonesia harus tampil dengan kostum tandang di laga tadi malam. Sebab, Timnas Belanda datang hanya dengan membawa kostum utamanya, oranye. Menurut Wakil Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti, ada aturan baku soal pertandingan yang sudah ditetapkan FIFA. Karena itu, pihak promotor diharapkan harus paham benar dengan aturan itu. \"PSSI akan menyeleksi lebih ketat promotor ataupun EO (Event Organizer) yang tidak menjalankan aturan baku. PSSI berhak meminta mereka agar berkoordinasi dengan transparan dan gamblang tanpa harus ditutup-tutupi,\" katanya, kemarin. Masalah kostum ini memang sangat ramai dibicarkan oleh para suporter dan pengurus. Karena itu, pihak KNVB sampai melontarkan permintaan maaf saat melakukan pertemuan secara langsung dengan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin di kantor PSSI, kemarin. \"Kami meminta maaf sekali lagi atas kejadian ini. Bukan maksud kami untuk tidak menghormati Indonesia,\" tegas Presiden KNVB, Michael van Praag. Menurut dia, insiden tersebut terjadi karena KNVB berpedoman kepada persetujuan dengan pihak promotor, dalam hal ini Ninesport. Sebab, dalam penandantanganan persetujuan awal, itu sudah dibicarakan dan ditentukan. \"Promotor atau agen sudah memberikan kesepakatan dan kami hanya menyetujui. Karena itu, kami hanya membawa kostum oranye,\" terangnya. Mendengar penjelasan tersebut, Sekjen PSSI Hadiyandra langsung menegaskan bahwa PSSI akan segera mengevaluasi promotor. Sebab, keputusan promotor soal kostum ini menurut dia tanpa sepengetahuan dari PSSI. \"Kami harus bertindak tegas. Akan ada evaluasi nanti,\" tandasnya. Di sisi lain, pihak CEO Ninesport Arief Wicaksono gerah dengan kabar tersebut. Menurut dia, pihaknya sebenarnya telah memberikan konfirmasi jauh-jauh hari. Tapi, karena Sekjen PSSI berganti-ganti, dia menjadi bingung. \"Saya sudah confirm dari dulu. Kami masih ingin kerja sama lagi untuk memajukan sepak bola Indonesia,\" tandasnya. (aam)
Terancam Sanksi AFC
Sabtu 08-06-2013,07:41 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :