Dirjen IKM Dorong Tiap Desa Miliki Produk Sendiri

Sabtu 08-06-2013,08:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

    KUNINGAN- Direktur Jendral Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian RI, Dra Euis Saedah MSc, menekankan pentingnya pengembangan program One Village One Product (OVOP)-Satu Desa Satu Produk unggulan. Hal itu Ia tekankan dalam Seminar Nasional Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Sebagai Upaya Mewujudkan Kemandirian Bangsa, di Student Center Kampus I Uniku, Jum’at (7/6)   Pengembangan Ovop, jelas Euis, harus mengacu pada Inpres No 6 tahun 2007 dan Permen Perindustrian Nomor 78 tahun 007 tentang Pengembangan Produk melalui OVOP. Apapun pembinaan dan pengembangan sentra IKM harus diupayakan menggunakan pendekatan OVOP. Tujuannya untuk percepatan penyebaran pengembangan IKM.   “Tapi produk yang dikembangkan melalui pendekatan OVOP harus lebih diarahkan kepada sentra-sentra IKM berbasis sumber daya lokal, tetapi memiliki pasar global,” ujar Euis   OVOP pun disarankan Euis diarahkan untuk produk makanan dan kerajinan yang menjadi ciri khas daerah. Fokus pembinaannya juga untuk memperkuat kualitas mutu produk, desain, dan kemasan.   Untuk tujuan tersebut, pihaknya sudah sosialisasi petunjuk teknis (Juknis) pengembangan OVOP, peningkatan kompetensi SDM IKM melalui berbagai pelatihan teknis produksi dan manajemen. Kemudian peningkatan teknologi, mutu, desain produk melalui bantuan mesin peralatan, perbaikan kemasan dan desain, fasilitas SNI dan HKI. “Selain ada bantuan tenaga ahli, atau pendampingan,” imbuhnya   Hasil laporan Global Institute, beber Euis, Indonesia di tahun 2030 berpeluang menempati urutan ke 7 negara dengan ekonomi terbesar di dunia setelah China, Amerika Serikat, India, Jepang, Brasil dan Rusia. Kebutuhan tenaga kerja mencapai 113 juta atau bertambah 58 juta orang. “Kuncinya ada pada 3 sektor. Yaitu jasa, pertanian dan perikanan, serta sumber daya dan pendidikan. Situasi itupun bisa menaikan consuming class Rp90 juta dari pasar luar biasa besar,” tandasnya   Peneliti Institue For Development of Econonomic and Finance, Imam Sugema Phd, menegaskan, bahwa IKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Sebab IKM mampu memberi kontribusi terhadap perekonomian nasional. Keterlibatan masyarakat dis ektor IKM yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah bisa menjadi penghela perekonomian baik di level daerah maupun pusat.   “Maka itu, semua berharap pembinaan IKM bisa menghasilkan IKM tangguh. IKM yang bisa menyediakan produk berkualitas. Sehingga mampu mengisi mata rantai pertumbuhan industri nasional,” pungkas dia.(tat)       Guru Ngaji Siap Menangkan “Utama” KUNINGAN- Masuknya Pemuda Pancasila (PP) ke barisan pasangan Utama (Hj Utje Ch Suganda-H Acep Purnama), tidak sendirian. Langkah mereka diikuti oleh Paguyuban Guru Mengaji (Panguji) Kuningan. Itu terungkap dalam Silaturahmi Panguji yang dikawal PP bersama Cawabup PDIP, H Acep Purnama, Jum’at (7/6), di RM Lembah Ciremai. Hadir 574 guru ngaji dari 7 kecamatan.   Ketua Panguji Kuningan, Ust Didin Rohaedin STHI, menyatakan, jumlah guru ngaji  se Kuningan bisa mencapai 5 ribu. Dalam silaturahmi saat ini saja, sebanyak 574 guru ngaji hadir. Mereka baru berasal dari 7 kecamatan. Sedangkan jumlah kecamatan ada 32. “Kita bersatu atas keinginan Kang Rida (Ketua MPC PP,red) tahun 2006 lalu. Ketika itu baru wacana, tapi dikongkritkan Maret 2013 di Desa Manis Lor dengan mengundang guru ngaji dari 4 zona. Sehingga lahirlah silaturahmi ini,” tutur Ust Didin, kepada Radar Dari silaturahmi ini, pihaknya bersama PP akan launching Panguji dengan merangkul semua guru ngaji se Kuningan. Ia menarget 3 ribu guru ngaji bisa hadir dalam launching. Tujuan guru ngaji bersatu, jelas dia, agar guru ngaji kedepan bisa diperhatikan oleh pemerintah daerah. Apalagi banyak guru ngaji yang di rumah-rumah dan mushola yang belum tersentuh. Sedangkan guru ngaji yang di madrasah diniyah (MD) milik yayasan bisa mendapat bantuan. “Kalau guru ngaji perseorang di perumahan atau mushola, mau minta bantuan ke siapa. Untuk diri sendiri saja sulit, banyak kejadian karena kesulitan ekonomi, guru ngaji lebih sibuk dengan kesulitannya itu. Sehingga siswa mengaji bubar gak terurus,” ungkap dia Guru ngaji selama ini hanya mengandalkan keikhlasan. Maka, Ia merangkum mereka yang dibawah untuk bersatu dalam Panguji. Bukan untuk dikasih uang, tetapi akan dicoba diberdayakan dilihat dari potensi masing-masing desa tempat tinggal guru ngaji. Aspirasi Panguji pun sudah ditangkap Cawabup H Acep Purnama. Politisi PDIP yang juga Ketua DPRD Kuningan itu siap mewujudkan aspirasi Panguji. Maka, Panguji merasa punya kewajiban untuk memenangkan dulu pasangan Utama. “InsyaAllah Panguji mendukung Utama. Panguji lahir dari MPC Pemuda Pancasila yang membela Utama, maka kita siap bersama MPC PP,” tegasnya Ketua MPC Pemuda Pancasila Kuningan, Harnida Darius SH, mengingatkan, bahwa bila punya keinginan tetapi tidak ada persatuan akan sulit tercapai. Teriak-teriak di jalan sendiri pun tidak akan didengar.  Maka, 7 tahun lamanya Ia bersama Ust Didin Rohaedin berjuang membentuk Panguji untuk mengangkat derajat kesejahteraan guru ngaji. “Untuk mewujudkan itu, Panguji harus mendukung kemenangan. Demi Kuningan, pun demi kemaslahatan umat, mari kita menangkan pak Acep menjadi wakil bupati bersama Hj Utje, ibu saya sebagai bupati. Beliau itu keluarga PP. Maka saya anaknya wajib membela beliau,” ajak dia   Panguji tentu punya keinginan. Tapi Panguji tidak akan meminta uang. Panguji hanya akan meminta program dari pemerintah daerah untuk kehidupan ekonominya. Entah itu pertanian, perikanan atau lain-lain.   Sementara, Cawabup PDIP H Acep Purnama, menilai kemunculan Panguji merupakan sejarah. Ia salut terhadap MPC Pemuda Pancasila yang mampu membangun forum ini dengan rapi, tertata sistematis. “InsyaAllah forum ini kedepan jadi resmi dan besar,” ucap Acep, disusul tepuk tangan ratusan guru ngaji.(tat) Caption:          

Tags :
Kategori :

Terkait