Empat Kloter Haji Indonesia Tidak Dapat Izin Mendarat, Kenapa?

Jumat 26-07-2019,12:31 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

JAKARTA-Sebanyak empat kloter gelombang kedua jamaah calon haji Indonesia tidak mendapatkan izin mendarat atau slot time kedatangan dan pemberangkatan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Sehingga, Pemerintah Indonesia terus berupaya melobi Pemerintah Arab Saudi. “Ini mungkin baru sebatas usaha karena dari Pemerintah Indonesia pada tahap awal kita tidak mendapatkan ijin mendarat untuk empat kloter yang semestinya medarat di Jeddah pada fase kedua,” kata Kasi Kedatangan dan Keberangkatan Daerah Kerja Bandara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019, Cecep Nursyamsi. Dijelaskan Cecep, PPIH sedang terus melobi Arab Saudi untuk mengizinkan empat kloter jamaah haji gelombang kedua asal Indonesia mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Menurut jadwal sebelumnya, empat kloter tersebut hanya diperbolehkan mendarat di Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz, Madinah. Cecep menambahkan, perbedaan pendaratan empat kloter jamaah haji gelombang kedua merupakan salah satu imbas adanya penambahan kuota haji 10 ribu pada tahun ini. Otoritas Bandara King Abdul Aziz Jeddah tidak menerbitkan izin mendarat karena terbatasnya slot time penerbangan di bandara itu. “Pada saat awal kami sudah tidak mendapatkan surat izin untuk empat kloter. Yang semestinya mendarat di Jeddah pada fase kedua karena tidak dapat tidak dapat maka mendarat di Madinah,” katanya. Keempat penerbangan yang dimaksud yaitu UPG 35 (Embarkasi Makasar) dengan jadwal mendarat para 2 Agustus, UPG 40 dengan jadwal pada 5 Agustus. Kemudian BDJ 17 (Embarkasi Banjarmasin) dengan jadwal pendaratan 3 Agustus dan BDJ 19 pada 5 Agustus 2019. Cecep mengatakan, permintaan perubahan lokasi pendaratan dari Madinah ke Jeddah itu semata demi untuk kemudahan layanan dan kenyamanan jamaah haji mulai dari penyiapan transportasi dan pemondokan. Berlanjut sampai waktu perjalanan jamaah ke Mekkah. Jika mendarat di Madinah, jamaah calon haji akan langsung diberangkatkan ke Mekkah setelah sebelumnya miqat di Bir Ali. Rentang waktu perjalanan antar dua kota ini mencapai 6-8 jam. Sementara bila mendarat di Jeddah, jamaah cukup menghabiskan 2 jam maksimal untuk mencapai Kota Makkah. Perubahan pendaratan dari Madinah ke Jeddah pun bisa berdampak ke lokasi kepulangan jamaah calon haji. “Jika mereka datang dari Madinah dan pulang pun dari Madinah yang seharusnya pada saat datang dari Jeddah mereka pulang dari Madinah,\" kata Cecep. Sampai saat ini, permintaan PPHI ini masih dalam kajian Otoritas Bandara King Abdul Aziz yang bernaung di bawah GACA. “Pejabat tinggi di sini mengatakan akan mengusahakan untuk mencari solusi bila dimungkinkan akan diusahakan supaya bisa dapat fase 2 ini mendarat di Jeddah,” ungkapnya. Lebih lanjut, Cecep memastikan, jika permintaan tersebut tidak terpenuhi, PPIH sudah mempersiapkan fasilitas layanan jamaah haji usai mendarat di Bandara di Madinah untuk menuju ke Makkah. Terpisah Kepala Daerah Kerja Madinah, Akhmad Jauhari mengatakan, masa puncak haji sebentar lagi tiba, jamaah haji Indonesia diimbau untuk menjaga kondisi tubuh.  “Jangan terlalu memforsir untuk melakukan kegiatan yang bersifat sunnah, lebih baik tenaga disimpan untuk menghadapi acara puncak haji,” imbaunya. Jauhari berpesan agar para jamaah haji yang datang dari Madinah ke Makkah, setelah umrah wajib sebaiknya banyak beristirahat di hotel. “Di hotel juga banyak kegiatan, baik kegiatan bimbingan ibadah, maupun kegiatan promotif prefentif terkait bagaimana menjaga kesehatan tubuh,” ujar Jauhari. Hingga kini, jamaah haji gelombang pertama yang sudah diberangkatkan ke Makkah sebanyak 160 kloter dengan total jamaah 65.796 orang. Sedangkan hari ini, akan diberangkatkan 7.800 jamaah yang tergabung dalam 19 kloter. \"Sehingga sisa sampai hari ini, masih ada 50 kloter dengan 22.000 jamaah yang akan diberangkatkan secara berkala hingga tanggal 28 Juli mendatang,” terangnya. Sementara itu dilansir dari Siskohat, hingga pukul 25 Juli 2019 pukul 16.04 waktu Arab Saudi, jamaah yang sudah di Tanah Suci berjumlah 136.268 jamaah atau 337 kloter. Sementara jemaah yang wafat mencapai 20 orang. (ful/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait