Wow, Harga Cabai Samai Daging Sapi

Sabtu 27-07-2019,07:07 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA - Harga empat jenis cabai di Pasar Tradisional Prapatan terus meroket tajam. Pantauan Radar Majalengka, di antaranya cabai merah biasa Rp 58 ribu/kg, cabai merah keriting Rp 62 ribu/kg, dan cabai rawit hijau Rp 72 ribu/kg serta cabai rawit merah atau rawit domba paling tinggi mencapai Rp 73 ribu/kg. Salah seorang pedagang sembako, Rami menuturkan, harga cabai dari semula Rp 30 ribuan lebih per kilogram, naik lebih 100 persen dari harga sebelumnya. Paling tinggi harga cabai tersebut pada jenis cabai rawit domba. Padahal akhir bulan lalu sudah sampai Rp 35 ribu per kilogram. Namun kenaikan terus terjadi beberapa pekan kemudian mencapai Rp 60 ribu per kilogram. “Kenaikan harga cabai dipicu akibat stok mulai menipis, seiring suplai dari para tengkulak dan bandar besar di berbagai daerah. Selain itu juga minimnya pengiriman dari para petani hingga pasar besar mengakibatkan hampir terjadi setiap minggunya,” tutur dia. Para pedang di pasar Parapatan khawatir dengan kenaikan harga cabai jenis rawit domba tersebut. Pasalnya, stok komoditas ini terus mengalami penyusutan seiring penurunan hasil panen cabai. Diduga akibat cuaca buruk yang terjadi di sejumlah daerah penghasil komoditas cabai, termasuk Majalengka Selatan. Oleh karenanya, lanjut Rami, kenaikan tersebut memengaruhi stabilitas penjualannya. Karena hampir sebagian pedagang tidak menjual dengan partai besar. “Maksimalnya kami hanya melayani lima sampai sepuluh kilogram. Jelas ini merugi karena pendapatan menyusut. Kami berharap pemerintah memberikan kebijakan guna menstabilkan kembali harga komoditi tidak hanya cabai rawit,” harapnya. Sementara itu, salah seorang pembeli, Aceng menuturkan, kenaikan harga cabai memang dirasa setiap pekannya. Bahkan, setiap hari terus meroket hingga menembus di angka tertinggi. Cabai merupakan komoditas paling dicari masyarakat karena kebutuhan pokok. “Kalau masak tanpa ada pedas atau tidak ada cabai pasti rasanya berkurang. Kalau sampai satu bulan tidak ada penurunan, lebih baik saya stop dulu membeli cengek (cabai, red). Saya heran, harga cabai ini hampir sama dengan harga daging sapi,” ulasnya. Sementara itu, koordinator Pasar Prapatan, Nana mengaku kenaikan harga komoditas tersebut disebabkan karena buruknya hasil panen di daerah sentra penghasil cabai. Akibat musim kemarau berkepanjangan mengakibatkan hasil panen para petani menyusut. Pihaknya pernah survei ke wilayah Maja dan Argapura guna melihat langsung petani cabai. Selain mengering, kondisi cabai juga tidak tumbuh maksimal karena kekurangan air. “Memang sebelumnya itu sudah naik. Dari Rp 30 ribu sampai dengan Rp 35 ribu/kg menjadi Rp 60 ribu/kg di tingkat bandar. Tetapi kalau sekarang tembus di angka Rp 73 ribu/kg, itu sudah melampaui,\" jelasnya di sela survei ke para pedagang setempat. Pihaknya mengklaim kenaikan harga cabai di Pasar Tradisional Prapatan itu masih terbilang cukup murah ketimbang sejumlah pasar pemda lain di Kabupaten Majalengka. Namun pihaknya terus memantau perkembangan harga. Terutama meminimalisasi adanya oknum spekulan yang nakal dalam mengendalikan stok, hingga mengakibatkan kenaikan komoditas ini. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait