Waspada! Teror Cabul Modus Pegawai Kesehatan

Sabtu 27-07-2019,09:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Belum lama ini beredar sebuah pesan melalui WhatsApp, mengabarkan adanya dua korban kekerasan seksual yang ditangani di RSD Gunung Jati Cirebon. Kasus ini tak biasa. Modusnya, dua orang pelaku mengaku sebagai pegawai kesehatan. Mereka menyasar korban di bawah umur dengan alasan pemeriksaan organ vital. Salah satu korban sudah melapor ke polisi. Gadis berusia 14 tahun itu ketakutan. Dia sempat tak ke sekolah selama seminggu setelah mengalami pelecehan seksual itu. Siswi kelas 9 salah satu SMP di Kabupaten Cirebon itu didatangi dua pria yang mengaku pegawai kesehatan. Parahnya, para pelaku memeriksa organ vital korban. Aksi biadab itu terjadi di rumah korban sendiri di salah satu desa di Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Peristiwa yang dialami korban terjadi pada Senin lalu (15/7) sekitar pukul 15.00 WIB. Saat kondisi rumah sedang sepi. Rupanya ibu korban sedang sakit dan mendapat perawatan medis di RS Mitra Plumbon, sehingga keluarga saat itu sedang berada di rumah sakit dan korban sendirian di rumah. Sukari, aparat desa setempat, menjelaskan, dua orang tidak kenal itu menggunakan sepeda motor. Mereka tiba-tiba parkir di depan rumah korban. “Sesuai cerita korban, dua pelaku itu tiba-tiba mengetuk pintu. Saat dibukakan pintu, lalu memperkenalkan diri sebagai petugas kesehatan yang bertugas untuk mengecek kesehatan masyarakat,” katanya sebagaimana kesaksian yang ia peroleh dari korban. Korban ternyata dipaksa untuk diperiksa bagian organ vital, bahkan digiring masuk ke dalam rumah. “Modus pelaku ini mengaku sebagai petugas kesehatan. Katanya mengecek keputihan atau tidak. Korban yang masih anak kecil gak ngerti dan menurut saja untuk dicek di dalam kamar,” ujar Sukari. Di dalam kamar, aksi itu terjadi. “Keterangan korban, pelaku tak sampai berbuat lebih jauh. Katanya hanya dipegang pada bagian tertentu. Setelah itu para pelaku itu kabur. Sedangkan korban langsung menangis dan meminta tolong. Tangis minta korban didengar oleh pamannya. Jadi langsung ditolong,” ucapnya. Mendengarkan cerita itu, paman korban langsung membawa korban untuk laporan ke Polsek Weru. Sayangnya, kasus tersebut tidak bisa ditangani polsek, harus ke Polres Cirebon untuk ditangani di Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak). “Saya awal tahu itu dapat telepon dari anggota polisi. Langsung saya ke rumah korban. Saat kami kembali cek, tidak ada darah. Kemungkinan memang kedua pelaku tak sampai berbuat lebih jauh,” jelasnya. Keesokan harinya, Selasa (16/7), Sukari menemani korban dan keluarganya melapor ke Mapolres Cirebon di Sumber. Setelah itu, korban melakukan visum di RSD Gunung Jati. “Sudah visum dua kali di RSD Gunung Jati. Kasihan, korban sampai sekarang masih trauma. Dua hari diam saja dan hanya menangis kalau ingat kejadian itu. Kami berharap dengan laporan yang sudah masuk, pelaku bisa ditangkap,” harapnya. Sementara Kapolres Cirebon AKBP Suhermanto melalui Kasubag Humas Iptu Muhyidin mengatakan pihaknya sudah menerima laporan kejadian tersebut. Saat ini sedang ditangani oleh Unit PPA Satreskrim Polres Cirebon. “Menurut keterangan keluarga, saat itu korban sendirian di rumah karena orang tuanya sedang sakit di rumah sakit. Pelaku dua orang ngaku petugas kesehatan. Antara pelaku dan korban tidak saling kenal. Tim sedang bekerja melakukan penyelidikan,” ujarnya.

Tags :
Kategori :

Terkait