PVMBG Sebut Tangkuban Parahu Status Waspada

Jumat 02-08-2019,13:46 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

BANDUNG-Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan status Gunung Tangkuban Parahu dari normal (level I) menjadi waspada (level II) mulai Jumat (2/8/2019) pukul 08.00 WIB. Peningkatan status ini berkaitan dengan terekamnya gempa embusan di kedalaman dangkal. “Terekamnya tremor (getaran) ini berkaitan dengan pelepasan tekanan berupa embusan-embusan yang terjadi sampai saat ini diikuti oleh rangkaian erupsi pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2019,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani di Bandung. Secara deformasi (perubahan fisik gunung), ungkap Kasbani, pasca erupsi 26 Juli 2019 Tangkuban Parahu masih mengalami inflasi kecil bersifat lokal. Data deformasi mengindikasikan aktivitas Tangkuban Parahu masih belum stabil. Secara geokimia gas, pasca letusan 26 Juli 2019 lalu di sekitar Kawah Ratu, konsentrasi hidrogen sulfida cenderung menurun. Namun pengukuran gas pada 31 Juli dan 1 Agustus 2019 menunjukkan konsentrasi gas masih berfluktuasi dan cenderung naik. “Petugas kami dini hari tadi memantau ke kawah. Masih didominasi embusan asap dari kawah utama (Kawah Ratu) dengan ketinggian sekitar 20 sampai 200 meter dari dasar kawah, bertekanan lemah hingga sedang dengan warna putih dan intensitas tipis hingga tebal,” tambah Kasbani. Letusan pada 1 Agustus 2019 terpantau sekitar pukul 20.46 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 180 meter dari dasar kawah. Ketinggian kawah diperkirakan 2.284 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu condong ke arah utara dan timurlaut. Letusan ini terekam di seismogram dengan durasi 11 menit 23 detik. Sementara pada Jumat, 2 Agustus 2019 ini terekam letusan pada pukul 00.43 WIB dengan durasi tiga menit 6 menit. Ketinggian kolom abu sendiri tidak teramati. “Setidaknya ada empat kali gempa. Yang berikutnya pada pukul 01.45 WIB, 03.57 WIB dan 04.06 WIB. Masih berlangsung hingga saat ini,” terang Kasbani. Berdasarkan beberapa perubahan itu, Kasbani menyatakan Tangkuban Parahu masih berada dalam kondisi yang belum stabil dan aktivitas serta potensi erupsi dapat berubah sewaktu-waktu. “Statusnya kami tingkatkan jadi waspada. Evaluasi menerus tetap dilakukan untuk mengantisipasi tingkat aktivitas dan potensi ancaman erupsi,” tegas Kasbani. Soal potensi bahaya, Kasbani menyatakan, masyarakat tidak perlu panik dan tetap mengikuti arahan petugas. Ancaman bahaya berupa hujan abu serta hembusan gas vulkanik dengan konsentrasi berfluktuasi di sekitar Kawah Ratu yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa pengunjung, pedagang, masyarakat sekitar, bila kecenderungan konsentrasi gas-gas vulkanik tinggi. Erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah berpotensi terjadi tanpa ada gejala vulkanik yang jelas. “Kegiatan wisata masih boleh tapi di luar radius 1,5 kilometer dari puncak. Pos kami itu dalam radius 1,8 kilometer,” kata Kasbani. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait