Nasib Bisnis Kue Kekinian Para Artis di Cirebon, Jaya Sesaat, Lalu Pamit

Kamis 15-08-2019,12:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Bisnis kue milik publik figur di Kota Cirebon pernah berjaya pada masanya. Artis papan atas ibu kota berlomba memunculkan inovasi makanan siap santap dengan merek yang mengundang perhatian. Namun kini mulai sepi terdengar. Perlahan bisnis itu berguguran. Satu per satu pamit. Wajah Nagita Slavina dibalut dengan senyum khasnya. Namun, belakangan kian tampak muram. Baliho promosi di depan ruko Gigiet Cake kian memudar. Di bawahnya, dituliskan bangunan itu disewakan. Usaha kue yang sempat diluncurkan besar-besaran itu, rupanya sudah pamit undur diri. Begitu juga outlet lainnya. Gotix Cake, Cirebon Cinnamon dan sederet lainnya. Sekarang ini, hanya dua saja yang masih bertahan. Penjualannya pun cenderung menurun. Menyisakan beberapa konsumen yang memang loyal. Bisnis kue artis ini, rupanya hanya membuat penasaran di awal. Lantas kemudian tenggelam. Cirebon Cinnamon milik Dhini Aminarti misalnya. Postingan tarakhir Instagram, mengunggah foto dengan tulisan pamit. Meski begitu, ada juga yang masih bertahan. Cirebon Sultana misalnya. Outlet yang masih bertahan milik pelantun lagu Kok Gitu Sih, Indra Bekti. Berlokasi di Jl RA Kartini, Cirebon Sultana memang pelopor menjamurnya bisnis serupa milik para artis di Kota Cirebon. Itulah yang menjadi faktor utama, mengapa Cirebon Sultana masih bertahan. Digital Marketing and Design Cirebon Sultana, Novi (26) mengatakan, media sosial sangat berpengaruh untuk mendongkrak penjualan. Itu pula yang menjadi strategi pemasaran. Juga status sebagai pelopor, sehingga imej-nya lebih kuat. “Bisnis kue sempat booming dan kita merupakan pelopor. Ibaratnya yang lain itu followers. Jadi di mana-mana yang namanya pelopor pasti selalu bertahan,” kata Novi. Strategi pemasaran yang dimaksud adalah dengan selalu aktif dan interaktif di media sosial. Hingga menggandeng selebgram asal Cirebon untuk ikut mempromosikan. Mengenai pangsa pasar, Novi menyebut, tidak begitu mengalami kenaikan ataupun penurunan konsumen yang signifikan. Outlet resmi dibuka 28 April 2017. Tidak jauh dari Cirebon Sultana, di Jl Silliwangi ada outlet dengan dimensi ruangan yang lebih luas. Yang dijual juga tidak hanya cake. Oleh-oleh khas Cirebon sengaja dipajang. Outlet itu adalah Cirebon Kelana milik pasangan Ussy Sulistiawaty dan Andhika Pratama. Head Store Cirebon Kelana, Wildan Thohary (32) menyampaikan, menjaga kualitas produk adalah salah satu kunci menjaga konsumen agar tetap langgeng. Kemudian disebutnya, adalah berkaitan dengan promosi yang dilakukan secara konsisten. “Promosinya bukan waktu pembukaan saja. Kita terus jalan,” katanya. Mengenai akumulasi pengunjung, diakui Wildan, mengalami penurunan. Bahkan yang awalnya ada lebih dari lima cabang, kini Cirebon Kelana hanya tinggal tiga cabang saja. Yakni di Batik Trusmi Kabupaten Cirebon, di sekitar Stasiun Kejaksan, dan outlet utama di Jl Siliwangi. “Kalau sekarang kita akui bareng-bareng, masalah customer semuanya turun. Awalnya mungkin orang coba-coba, sekarang tinggal costumer yang loyal,” tuturnya. Namun demikian, di luar unsur promosi, masalah ciri khas yang rupanya jadi masalah kue-kue artis untuk bertahan. Pengamat ekonomi, Moh Yudi Mahadianto berpendapat, makanan tradisional Cirebon masih menjadi raja di kotanya sendiri. Sementara kue-kue kekinian, rupanya baru menjadi pemanis dan menjadi booming sesaat. “Makanan khas Cirebon masih kuat dan menjamur. Karena kalau artis datang pasti ramai Kota Cirebon, warga penasaran dan membeli. Cuma kondisi itu tidak terjadi secara berkelanjutan. Ketika artis itu sibuk dengan urusannya masing-masing, pemantik konsumen untuk berkunjung mulai menurun,” ungkap Yudi. Yudi mengatakan, setiap pelaku usaha sangat diperlukan memunculkan inovasi atau terobosan baru. Terobosan yang mampu membuat tertarik pengunjung untuk datang dan kembali membeli. Kata Yudi, untuk tetap bisa bertahan dalam pangsa pasar yang ketat. Tidak cukup hanya mengandalkan ketenaran dari para artis. “Untuk bertahan tidak cukup mengandalkan artis,” tandas Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) tersebut. (ade)

Tags :
Kategori :

Terkait