Kisah Olly Sastra dan Merah Putih Saksi Perjuangan Rakyat Cirebon

Kamis 15-08-2019,14:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Kemerdekaan bangsa Indonesia yang ditandai dengan pembacaan Proklamasi oleh Ir Soekarno dan Muhammad Hatta, Jumat 17 Agustus 1945 silam. Berselang satu hari, atau tepatnya tanggal 18 Agustus 1945 pukul 13.00 WIB, berita kemerdekaan indonesia diterima oleh masyarakat Cirebon. Adanya kabar tersebut disambut dengan antusias. Termasuk oleh Olly Sastra, perempuan yang dijuluki Srikandi dari Cirebon. Adalah Esti Handayani yang merupakan putri bungsu dari Olly Sastra yang menyimpan setiap memoar ibundanya dengan rapih. Nama lengkapnya adalah Indra Ratna Esti Handayani. Nama Indra Ratna merupakan akronim dari Indonesia Raya Ratu Nasional. Nama itu merupakan pemberian Soekarno kepada anak anak dari Olly Siti Soekini, nama asli Olly Sastra yang dikenal sangat dekat dengan Bung Karno. “Bung Karno dengan ibu saya itu sangat dekat sekali. bahkan Bung Karno yang memberikan nama untuk anak-anak ibu saya. Dan memberikan pesan agar ibu saya di Cirebon saja,” katanya kepada Radar Cirebon. Esti menuturkan, pada saat era kemerdekaan, ibundanya ketika itu merupakan ketua Umum Angkatan Muda Tjirebon. Saat kabar kemerdekaan diterimanya, Olly sangat bersemangat untuk menurunkan bendera Jepang dan menggantinya dengan bendera merah putih. Sang saka merah putih pun sempat berkibar di di Gedung Djawa Hooko Kai Pekalipan 106 yang kini berubah menjadi pertokoan. Namun ternyata aksi itu dipergoki oleh tentara jepang yang kemudian merebut dan berupaya membakar bendera merah putih berukuran 180x120 centimeter tersebut. “Ibu saya merebut lagi merah putih yang hampir terbakar. Tapi tentara Jepang itu makin beringas dan memukuli ibu saya. Dia berusaha menyelamatkan bendera itu,” tutur Esti. Bendera itu memang pada akhirnya bisa diselamatkan. Namun kondisinya tidak utuh lagi. Sebagian hangus terbakar. Bahkan saat ini, bendera yang terbuat dari kain satin itu kondisinya telah usang tergerus usia. Bendera merah putih ini pernah dikibarkan saat ada beberapa rapat penting juga pawai. Pernah dikibarkan pada tanggal 19 Agustus di Gedung Sucho. Bendera merah putih yang menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Cirebon dalam melawan penjajah dijaga dengan baik. Termasuk foto foto Olly Sastra saat berjumpa Bung Karno dalam beberapa kesempatan. Semuanya tersimpan dengan rapih di rumahnya yang sudah berumur 137 tahun. lebih lengkap, kisah perjuangan ibundanya terekam dalam memoar  “Catatan Kisah Perjuangan Masyarakat Kota Cirebon”. Menurut Esti, ibundanya diberi gelar Srikandi dari Cirebon sebab keberaniannya mempertaruhkan nyawa demi sang merah putih. selain itu, Olly Sastra juga dikenal sebagai pribadi yang supel. Mampu begaul dengan kalangan manapun. Olly juga aktif di banyak organisasi. Mulai dari gerakan kepanduan hingga gerakan sosial. Setelah masa penjajahan, kantor Djawa Hooko Kai yang merupakan markas tentara berubah menjadi Panti Pendidikan Anak-anak (PPA), yakni panti asuhan bagi anak-anak korban perang. Saat itu, Olly juga aktif menjadi pengasuh ratusan anak anak korban perang. namun sayang, gedung itu kini sudah tak berbekas. digantikan oleh pertokoan. Olly tutup usia pada tahun 1994 pada umur 69 tahun. Namun ia tidak mau dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP). Olly dimakamkan di pemakaman Pronggol bersama dengan pejuang Cirebon lainya, Kapten Mahmud Pasha. Kendati demikian, Menyadur dari kata-kata sang Ibunda, Esti menyebutkan, seorang pahlawan tidak harus dimakamkan di Tempat Pemakaman Pahlawan. Atau juga harus memiliki tanda kepahlawanan. Baginya, sang Ibunda merupakan pahlawan sejati untuk keluarga, karena telah mengajarkan banyak hal. “Memang banyak yang meminta supaya nama ibu Olly Sastra diajukan sebagai salah satu pahlawan nasional. Tapi tidak perlu lah. Biarkan nama beliau harum dengan sendirinya saja,” ungkap Esti. Walaupun bendera merah putih yang pernah diselamatkannya semakin usang termakan zaman, namun jasa-jasanya tetap layak dikenang. Keberanian dan kecintaanya pada sang saka merah putih membuat sang saka merah putih tetap berkibar hingga kini. (war)

Tags :
Kategori :

Terkait