Diberitakan Rugi Rp 9 T dan Diambil China, Bank Mandiri Buat Laporan Polisi

Kamis 15-08-2019,22:41 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA-Beredar narasi yang menyebutkan bahwa Bank Mandiri terancam bangkrut pasca serangan siber beredar luas di media sosial. Narasi itu juga dibagikan Luqman Ibrahim Soemay melalui artikel opininya yang dimuat di laman fnn.co.id pada Selasa 13 Agustus 2019. Dalam tulisannya, Luqman mengaku memperoleh informasi dari seseorang yang ia sebut sebagai sumber di dalam Bank Mandiri. “Sumber di dalam, Bank Mandiri memang sedang menuju liang kebangkrutan. Pasalnya, secara teknis keamanan, sistem IT Bank Mandiri sangat tidak mungkin untuk bisa dipulihkan. Kejadian ini murni akibat serangan dari dalam Mandiri sendiri,” kata Luqman membuka opininya. Luqman menuturkan keanehan utamanya adalah sampai detik ini pemerintah selaku pemegang saham pengendali tidak melakukan pemecatan terhadap direksi Bank Mandiri. Tidak ada pula pemberhentian sementara minimal terhadap Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri. Hingga kini, menurut Luqman, peristiwa “blackout” di Bank Mandiri juga tidak ada kelanjutannya. Padahal, kabarnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan Otoritas Jasa Keuangan telah memanggil Direksi Bank Mandiri. Tidak jelas apakah pemanggilan itu terkait dengan sanksi atau siasat untuk meredam gejolak di publik. Sumber yang disebut oleh Luqman mengatakan Bank Mandiri bukan hanya merugi sekitar Rp 10 miliar. Bank Mandiri kehilangan dana pihak ketiga hingga Rp 9 triliun. Sampai pekan pertama Agustus, dana Rp 9 triliun itu belum bisa di-trackback ke Bank Mandiri. Luqman pun mengatakan, “Kalau soal Bank Mandiri rugi Rp 10 miliar itu perkara yang mudah. Sedangkan bagaimana dengan yang Rp 9 triliun tersebut? Tampaknya tim IT bank pelat merah ini memang tidak mampu mengembalikannya lagi ke Bank Mandiri.” Sumber : https://perma.cc/EYL4-FRNW – Sumber artikel dari situs fnn.co.id PT Bank Mandiri, membuat laporan polisi terkait kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoax, yang berisi bank pelat merah itu mengalami kerugian Rp 9 triliun akibat serangan siber, ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Senior Vice President Corporate Secretary Group PT Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, pihaknya sudah membuat laporan tentang dugaan penyebaran berita hoax yang diunggah media FNN.co.id, dan kemudian tersebar di media sosial itu, ke Polda Metro Jaya, Rabu (14/8/2019) kemarin. \"Kami menyatakan bahwa 100 persen berita yang terpampang di FFN.co.id itu adalah berita hoaks dan tidak ada yang kami alami seperti yang disampaikan. Atas dasar itu, kemarin kamu buat laporan, dan hari ini dimintai keterangan dan sudah memberikan keterangan-keterangan yang dimaksud,\" ujar Rohan, di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/8/2019). Dikatakan Rohan, inti pemberitaan berjudul, \"Dijebol Siber Rp 9 Triliun, Bank Mandiri Segera Bangkrut?\" itu, berisi tentang Bank Mandiri mengalami kerugian Rp 9 triliun akibat serangan siber. \"Isi berita bahwa Bank Mandiri mengalami kerugian, ada serangan siber sehingga mengakibatkan kerugian 9 triliun. Kemudian dari dampaknya adalah Bank Mandiri juga nanti akan bangkrut dan diambil oleh China. Itu berita garis besarnya seperti itu. Dan, tidak tahu motifnya tapi itu sangat tidak ada dasar apapun. Tidak ada kerugian dialami dan tidak ada serangan siber, tidak ada China yang ambil Bank Mandiri,\" ungkapnya. Rohan menyampaikan, Bank Mandiri merupakan bank besar dan berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). \"Tentunya OJK juga akan konsen kalau hal ini ada. Jadi itu 100 persen hoax. Dan, kami tidak ingin ini terulang karena bank adalah institusi keuangan yang rentan sekali dengan isu, kalau ada isu itu menganggu ekonomi dan mengganggu negara. Jadi ini laporan demi perekonomian dan negara, bukan saja demi bank,\" katanya. Menurut Rohan, akibat pemberitaan itu, Bank Mandiri mengalami kerugian terkait kepercayaan masyarakat. \"Kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat paling penting dari industri perbankan. Karena dengan kepercayaan itulah orang menabung di sebuah bank,\" tegasnya. Rohan menuturkan, ada beberapa nasabah yang sudah menanyakan berita itu kepada Bank Mandiri, dan dijawab hal itu tidak benar. \"Mereka dari pemberitaan itu bertanya apakah ini benar. Tentu kami segera menjawab tidak, dan kami bilang ini sama sekali hoaks. Contoh-contoh seperti itu cukup banyak dan Mandiri kebetulan nasabah cukup banyak ada 30 juta nasabah Bank Mandiri. Jadi dampak bagi nasionalnya sangat besar, meresahkannya sangat tinggi, potensi untuk meresahkannya,\" tandasnya. Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Iwan Kurniawan mengatakan, penyidik sudah menerima laporan dari Bank Mandiri, dan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut. \"Intinya kami menerima laporan secara resmi dari Bank Mandiri kemarin bahwa pihak Bank Mandiri merasa ada suatu pemberitaan yang tidak benar, yang merugikan pihak Bank Mandiri. Oleh sebab itu, kami langsung secara cepat melakukan penyelidikan, dan hari ini jadwalnya adalah pemeriksaan klarifikasi terhadap pelapor dan juga kami meminta alat bukti,\" kata Iwan. Iwan mengungkapkan, penyidik sudah menerima bukti-bukti dan selanjutnya akan dianalisa. \"Setelah ini akan kita lakukan analisis dan kaji alat bukti tersebut, dan kita juga akan memeriksa saksi-saksi lain dalam rangka pemenuhan pembuktian,\" ucapnya. Menyoal apakah akan koordinasi dengan Dewan Pers karena berkaitan soal pemberitaan, Iwan menuturkan, tentu penyidik bakal berkomunikasi dengan Dewan Pers kalau memang masuk ranah pers. \"Tetap kalau itu masuk ranah dari pers, kita pasti akan koordinasi dengan Dewan Pers. Sesuai aturan dan ketentuan yang ada saja,\" katanya. Ihwal siapa terlapor dalam perkara ini, Iwan menyampaikan, masih dalam penyelidikan. \"Yang dilaporkan masih dalam lidik. (Buktinya) Postingan pemberitaan yang sudah disampaikan ke kami,\" tandasnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait