CIREBON-Walaupun mendapatkan kritik dari publik atas rencana membangun gedung baru, namun hal itu tidak membuat anggota dewan menyurutkan keinginannya. Para wakil rakyat merasa perkantoran yang saat ini ditempati, sudah tidak represnetatif lagi. Anggota DPRD dari Partai Demokrat M Handarujati Kalamullah S Sos mengungkapkan, banyak bagian gedung yang sudah memerlukan pembaruan. Termasuk di ruangan sekretariat DPRD. Bahkan perencanaan renovasi gedung tersebut sudah ada sejak 2014 dan hingga kini belum direalisasikan. “Waktu itu, diperkirakan kebutuhan anggarannya Rp40 miliar. Itu 2014, kalau sekarang, harus dihitug ulang lagi,” ujar Andru –sapaan akrabnya- kepada Radar Cirebon. Soal usulan pembangunan gedung baru, DPRD juga baru sebatas menyampaikan di coffee morning kepada walikota. Pembangunan gedung wakil rakyat tersebut memang tertunda lama, karena pemerintah kota membangun gedung sekretariat daerah (setda) dengan anggaran Rp86 miliar. Dewan saat itu mendahulukan pembangunan gedung setda. Setelah gedung setda selesai dibangun, giliran DPRD mengusulkan ke walikota. “Kalau masalah anggaran, kan bisa saja melalui pemerintah provinsi Jawa Barat,” ucapnya. Pengamat pemerintahan, Agus Sukanda justru berpandangan lain. Gedung Griya Sawala saat ini sudah representatif untuk ukuran DPRD Tingkat Kota Cirebon yang hanya diisi 35 anggota DPRD. Bahkan di balik mencuatnya keinginan anggota DPRD untuk memiliki gedung baru, tidak lebih hanyalah manuver politik dari segelintir anggota dewan dengan mendesak eksekutif. Justru sebaiknya eksekutif mengesampingkan dahulu sebelum kinerja dewan benar benar teruji. “Sudahlah abaikan. Dewan terlalu banyak menuntut tapi kinerjanya selama ini jauh dari harapan publik, kunker rajin gedung dibiarkan kosong kok malah minta gedung baru,” kata Agus. Menurut dia, penyampaian usulan gedung baru masih prematur. Apalagi, keinginan ini disampaikan saat pimpinan DPRD masih berstatus sementara. (abd)
Kategori :