Tak Sekadar Ikut Lomba 17 Agustusan, Ternyata Ada Maknanya

Senin 19-08-2019,12:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Berbagai permainan dan olahraga tradisional kerap menghiasai peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Aneka permainan, ternyata memiliki makna tersendri. Yang secara umum, merujuk pada perjuangan meraih kemerdekaan dan persatuan kesatuan bangsa. Panjat pinang, tarik tambang, makan kerupuk hingga balap kelereng, mewarnai semarak peringatan HUT ke-74 RI. Tiap tahun, deretan lomba-lomba itu tidak pernah absen. Menjadi ciri khas tersendiri. Rupanya, tidak sekadar dimainkan di HUT Kemerdekaan RI. Tiap lomba, punya makna tersendiri. Wakil Ketua Forum Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesiua (FORMI) Kota Ciebon Dr Dedi Kenedi MPd menjelaskan, secara garis besar permainan permainan tradisional ini adalah budaya lokal yang diangkat secara nasional. Dan tentunya mengenang perjuangan para pahlawan karena dilakukan pada momen 17 Agustus. \"Ini untuk membudidayakan nilai dan budaya tradisional, saat dilakukan di 17 Agustus ini juga sekaligus mengenang jasa para pahlawan,\" tuturnya kepada Radar Cirebon. Menurutnya, semua orang bisa memaknai perjuangan para pahlawan dari berbagai lomba yang ada. Misalnya panjat pinang. Dalam permainan tersebt para pemain berkelompok untuk memanjat bambu yang licin untuk menggapai hadiah di puncak atas. Ini bisa dimaknai dengan untuk mencapai goal atau berada di puncak, dibutuhkan kebersamaan dan kerjasama tim untuk melewati rintangan yang ada hingga mencapai puncak. Kemudian lomba pukul kendi pun memberikan makna bagaimana merasakan orang yang tak bisa melihat dengan rintangan yang ada. Dan beberapa lomba lainnya. \"Secara garis besar beberapa lomba khas 17 Agutusan memiliki makna kebersamaan dan kerjasama tim untuk mencapai goal dari sebuah rintangan,\" ungkapnya. Dia menambahkan, 17 Agustus dengan perlombaan adalah hanya salah satu cara perayaan. Ia pun mendorong olahraga permainan tradisional sejatinya terus dibudayakan. Ia juga berharap di momen kemerdekaan ini dengan merayakan melalui perlombaan dapat meningkatkan semangat kemerdekaan seluruh masyarakat Indonesia. Budayawan Cirebon, drh Bambang Irianto menambahkan, lomba yang dilakukan saat perayaan kemerdekaan sudah ada sejak masa kolonial. Seperti panjat pinang yang sudah menjadi tradisi di beberapa daerah. Baru setelah itu lomba yang digelar semakin bervariasi. “Kalau dulu cuma panjat pinang, balap karung atau tarik tambang. Sekarang mulai banyak variasinya. Itu datang dari inisiatif masyarakat sendiri dalam rangka hiburan,” katanya. Menurutnya, pada dasarnya, lomba-lomba itu tidak memiliki makna filosofis tertentu. Pada awalnya lomba lomba itu dilakukan untuk mengisi kemerdekaan. Hal tersebut murni spontanitas dan memanfaatkan barang apa saja yang ada di sekitar. Kemudian ide-ide secara sporadis ditiru dan diikuti oleh orang lain. “Kalau pemaknaan itu kan baru sekarang sekarang saja. Dulu sih hanya atraksi biasa saja,” lanjutnya. Namun begitu, dari setiap lomba yang digelar bisa diambil nilai-nilainya. Seperti lomba tarik tambang yang mengajarkan kerjasama dan kreativitas yang juga menjadi pesan persatuan. Atau lomba panjat pinang yang mengajarkan perjuangan dalam merebut kemerdekaan. Lomba tujuh belasan, kata Bambang merupakan luapan kegembiraan masayarkat dalam merayakan hari kemerdekaan. Meski diakui makna proklamasi menjadi sedikit kabur oleh hiruk pikuk lomba ini. \"Tetap lomba tujuh belasan memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Paling tidak melatih kerja sama dan kekompakan, memicu semangat satu sama lain hingga melatih spotivitas. Masyarakat juga lebih guyub. Ini yang terpenting,\" pungkasnya. (apr/awr)

Tags :
Kategori :

Terkait